Rabu, 07 Desember 2011

what if? this is my answer..



What if I give you my smile?
Are you gonna stay for a while?
Yes, I do..
ngeliat kamu senyum bikin aku makin nyaman, heey dan senyummu bahkan masih kebayang sampai sekarang..
jelas, mendamaikan..
:')

What if I put you in my dreams tonight?
Are you gonna stay until it’s bright?

pengen jagain kamu tidur, mengusap keningmu sampai kamu terlelap..
dan jadi orang pertama yang bangunin kamu diesok harinya..
bukannya lebih indah klo nggak cuma mimpi ya?
:3


What if I give you my story?
Are you gonna listen to me?
tentu saja sayaang, whenever u want me to.. aku pinjamkan telingaku, pun bahuku jika kau mau..
:)

What if I give you my heart?
Are we never gonna be apart?

I hope so...

Come on baby try harder
Come on baby light my fire
Come on baby be mine
‘Cause you’re the one I wanted to be
What if I do ignore you
Will you just walk away and cry?
Yeah, I did..
nangis bombay..
jangan ulangi lagi plis, diammu nyiksa banget buat aku..
:'(

What if I did disappoint you?
Are you gonna say goodbye?

Never!


What if I try to catch flying snitch?
Are you gonna come with me?
nggak usah repot2 ah, ada kamu aja udah cukup buat aku kok..
:3

What if I give you my song?
Are we gonna sing along?

yuuk..
*sodoringitar*

What if, if you leave me right here?
I’m right here and waiting for you..
I really dont wanna leave you..
please dont try it too..

Jumat, 18 November 2011

immemorial

seseorang secara tiba2 bisa saja hadir dalam kehidupan kita.. membawa berjuta warna, kadang kebanyakan bahagia.. membuat kita terlena atau apalah, lupa pada sekitar kita.. hanya saya dan dia..

tetapi, seberapa lamakah orang tersebut dapat bertahan dengan kita-pun sebaliknya-?
terlalu nyaman, bisa jadi membosankan ya?

meninggalkan itu sebuah pilihan lho Dee... pilihan yang bisa dipilih, gitu...
seberapa sering kamu ditinggalkan, jika dibandingkan dengan kamu meninggalkan?
seberapa sering kamu dikecewakan, jika dibandingkan dengan kamu mengecewakan?
hellooooooo.....
emang kamu nyadar yah kapan-kapan aja kamu berhasil membuat orang lain merasa ditinggalkan atau dikecewakan??

yaah, pada akhirnya kita harus berhasil membiasakan diri ketika orang itu pergi, meninggalkan kita..
dan kita harus mulai lagi menutup-menyudahi hal-hal manis yang pernah kita jalani (dan tak perlu lagi kita ingat-ingat kalau dampaknya membuat tidak enak hati).

bukankah satu-satunya yang bisa kita kendalikan adalah diri sendiri? bukankah satu-satunya yang bisa mengendalikan pikiran kita-lagi2- adalah diri kita sendiri?
come on Dee, bukannya kamu dah sering ya ngerasa kaya' gini?
it really wont hurt u kok, hanya soal waktu...
:)

RIP -red-
semoga tenang dan bahagia di sana...
:)

Senin, 24 Oktober 2011

hilang

gadis kecil itu kembali membuatku tersenyum..
entah mengapa, aku begitu menyukai segala caranya menarik perhatianku.. atau hanya perasaanku saja yang memang tanpa kusadari selalu memperhatikannya?
dengan stabilo mungilnya, ia menggambari tutup gelas di depanku menjadi seraut muka, yang menyunggingkan seulas senyum, dan tunggu.. satu lagi, menjadi salah satu tokoh favoritku dulu, iyah benar.. wajah jutek ultraman!
#deg
senyum tulus mengembang dari wajahnya.. menyodorkan tutup gelas yang telah bertrasformasi menjadi sebuah magnet sederhana, menarikku, ikut tersenyum dengannya..
......
anak kecil itu baru saja mencuri hatiku..
menyentuhnya dengan begitu lembut hingga hari demi hari membuatku selalu menunggu-nunggu kejutan manis apalagi yang akan ia tunjukkan padaku..
aku suka saat ia menggenggam tanganku malu-malu, heey alangkah gemas diri ini melihatnya tersipu hanya karena kata-kata picisan murahan yang kupujikan kepadanya.. yang tentu sebenarnya tak sebanding dengan rasa apa yang tanpa sadar telah ia sisipkan di dadaku.
pun ketika ia menatap tak rela, saat aku melepasnya kembali pulang..
iyah, sebut saja pulang..
kembali ke tempat penampungan. aku hanya bisa menjanjikan akan menemuimu kembali saat esok datang,, itu juga belum cukup menghiburmu, aku tau, karena sebenarnya aku pun tak rela melepas tangan itu.
........
God, malam yang kutakutkan pun tiba..
seingatku, kita pernah berjanji untuk bertemu lagi di taman biasa..
bahkan kali ini aku menyiapkan bekal kita, demi memenuhi botol memoriku dengan senyuman dan tawa renyahmu..
hey, gadis mungilku...
mengapa kau belum juga menyapaku?
bukankah jarak kita semakin dekat sekarang?
.....
aku masih memandangimu dari kejauhan..
dengan bimbang aku kembali melambaikan tangan..
kau hanya tersenyum tipis, kemudian kembali tak mengacuhkanku..
apakah aku menyakitimu, sayang?
kau pun menggeleng mantap.. dan kembali tersenyum..
tapi tak juga kau mendekat..
aku berlari mendekatimu, tapi kau justru menjauh..
apa salahku?
.......
sehari, dua hari, tiga hari..
aku mendapatimu asik dengan duniamu..
kau tak lagi menyapaku dengan senyuman hangatmu, aku tak lagi mendapatimu memandangiku dengan tatapan tajammu..
semua serba sekilas..
sambil lalu..
......
-bersambung-

Jumat, 14 Oktober 2011

Fatal

"Sebuah kalimat tanya basa-basi bisa menghancurkan semuanya.."
Aku lupa kapan terakhir kali aku menangis seperti ini.. Uhm.. Nggak.. Nggak bisa pura-pura lupa..
"Aku kuat!!!!"
Bahkan kalimat ini lebih terdengar seperti sebuah cibiran pada diri sendiri dibandingkan sebuah sugesti..


Aku belajar mengubah rasa kecewa menjadi sebuah simpati, mengubah rasa iri menjadi kata-kata bijak yang mengingatkanku untuk bersabar.. Bahwa Semua akan indah pada waktunya..


Well.. Aku pikir aku bisa seutuh kopi.. Ah..Ternyata aku selemah telor.. Bukannya menjadi semakin bijak, keadaan ini justru membuatku menjadi jahat..
Aku menjadi sosok yang egois.. Yang angkuh.. Yang sok kuat, demi menunjukkan bahwa "heey, kalian nggak perlu mengasihaniku! Aku bisa sendiri kok! Aku nggak nangis, justru aku menjadi lebih baik sekarang karena semua ini!"


Am I a drama queen?!
NO!!
Yah entahlah...


Aku mulai menjauh dari orang-orang di dekatku.. Bahkan untuk sekedar say hello ke sahabat2ku pun nyaris nggak pernah..
Egois?! Lupa temen?!
Terserah kalian menyebutnya apa.. Yang ada di otakku, setiap orang selalu punya masalah dan aku nggak pengen tau itu. Paling nggak untuk saat ini..
Tau kan? Dalam setiap interaksi, ketika kalian awalnya saling bertukar kabar, kemudian muncul rasa nyaman, maka "cerita" tentang masalah hidup pun akan mulai dipertukarkan..


Gosh!! Sekali lagi sisi egoisku muncul disini. Pliis, aku nggak pengen membagi masalah hidupku, terlebih dapet tambahan beban buat sekedar berbasa-basi ttg masalahmu..
Supersekali ya egoisnya...


Pun ketika akhirnya aku diperkenalkan dengan seseorang yang memiliki beban serupa denganku..
Yang hebatnya dia tidak seegois aku..


Aku, yang nggak mau tau ini, disuguhi dengan drama basa-basi tentang suntikan semangat, tentang perhatian tulus dari sesama "morfinis" yang sebenarnya Justru membuatku lelah..
Tau kan, aku mencoba melupakan bahwa aku sedang kecanduan.. Aku memilih untuk menjalani hari-hariku dengan sewajar mungkin, tanpa mengingat bahwa sewaktu-waktu aku akan sakau..
Tapi dia justru mendatangiku dan mengingatkanku tentang candu dan sakau itu..


Perih, kawan!!


Tapi aku memilih diam, mengikuti caramu semampuku..


Pun, ketika tanpa sengaja aku tau, bahwa petugas rehabilitasimu begitu baiknya memberimu kesempatan untuk sesekali menyesap candumu, beberapa kali, dan yah... lebih sering dari jatahku, tentu saja..


Iri?!


Nggak kook..


*plaak*


Aku hanya bisa menelan ludah.. pahit..


Tapi bukankah rasa iri ini yang membuatku sekali lagiii harus bersabar?
Dan kamu masih saja menanyakan tentang keadaanku..


Hadirmu justru bukan menyembuhkanku, sayang...
Syukurku meluntur melihatmu mendapat kesempatan dan perlakuan lebih yang kamu terima..


Aku menelan ludah sekali lagi..
Sabar, Dee..
Semua akan indah pada waktunya..


Aku mencoba menutup mata tentangmu, tetapi melihatmu yang tulus menyemangatiku sedikit banyak membuatku luluh..
Setidaknya aku harus membalas basabasimu dengan basabasi yang serupa..


Ah.. Tapi apa??
Aku sudah lupa caranya..
Hingga akhirnya basabasi yang aku lontarkan justru kelewat basi..
Merusak segalanya!


*damn*


Aku menyerah...


Aku salah..


Mutlak salah..


Dan setelah semuanya baik-baik saja, aku janji tidak akan pernah kembali lagi..
Maaf...

Senin, 10 Oktober 2011

candu #2

aku masih memandangi secangkir kopi pahit di mejaku..
kali ini diiringi rasa bersalah yang kian menggebu..

menjadi egois itu menyenangkan ya? akan sangat menyenangkan saat dilihat dari sisi kita-si egois yang tak mau tau..
tapi sedetik kemudian, aku tak sanggup lagi memalingkan muka padamu.. dalam senyummu, aku menyisakan ngilu..
iyaa.. aku tau..
:(

sepintas lalu, terkenang saat-saat dimana aku menyambutmu.. itu bukan tipuan, Sayang.. meskipun benci mengatakan ini, tapi sungguh aku hanya mengikuti kata hati..
tidak ingin membuatmu sakit.. tidak ingin membuatmu kecewa.. pun tidak ingin menjadikan ini terpaksa.. hanya demi melihatmu bahagia..
kamu?

kembali ku aduk malas kopi pahit ini..
bahagiaku, atau bahagiamu yang sebenarnya aku mau?
bukankah sisi egoisku yang menuntut pemenuhan darimu?
yang tanpa kau sadari mulai menggerogotimu, memaksamu untuk selalu berkata, "iya, aku setuju.."
sementara apa yang telah kulakukan jika memang bahagiamu yang kutuju?
setiap senyumku, menuntut senyummu-dan sakitmu..

bukankah seharusnya aku berhenti memberimu "candu" ini? tak apa lah kau tersakiti.. tapi sembuhmu sudah pasti..
iya kan?
tapi justru ketakutan yang menari-nari di otakku..
aku masih ingin kamu, selalu meminjamkan tanganmu, membuatku merasa nyaman, bahwa aku tidak sendirian..
aku masih ingin kamu, memberiku satu saja alasan untuk tersenyum setiap pagi, ketika hidupku terasa sesak, tak ada pilihan untuk lari..
aku masih ingin kamu, meminjamkan telingamu, mendengarku mengeluh, melepaskan beban-beban ini satu per satu.. sesekali menghiburku dengan mantra yang ajaibnya dengan itu bebanku segera menghilang, pergi jauh..
aku juga ingin kamu, sesekali meminjamkan pundakmu, ketika tidak ada lagi yang bisa kuceritakan, ketika cawan air mataku kepenuhan, mencuri-curi untuk diluapkan..
yaah..
dan akan membuatku semakin egois ketika rasa ingin ini perlahan berubah menjadi kebutuhan...
semacam kata;
aku butuh kamu
:(

menjadi jahat itu pilihan, ternyata...

Jumat, 07 Oktober 2011

Sempurna


Apa sih definisi kesempurnaan pasangan itu?

Nggak harus ganteng, yang sabar, pengertian, yang manja, yang sehobi, yang selalu berusaha membuat saya tersenyum dan tertawa di dekatnya pun saat jauh darinya, dan yang utama bisa menjadi imam yang membimbing saya dan anak-anak kami di jalan-Nya..

Simple?

Nggak..

Ini ribet gilak! Saya tau...

Dan disinilah saya seharusnya menyadari betapa egoisnya saya..

Kesempurnaan pasangan sering diukur dalam standar bagaimana dia menjadi subjek aktif sementara kita? Menjadi objek yang dikenai pekerjaan.. Eeh..

*malah jd pelajaran bahasa indonesia* :p

Uhm...

Harusnya g gt yah..

Btw mempunyai pasangan yang sempurna itu kaya'nya seru.. Sesaat.

Selebihnya mungkin kita akan jadi lebih cepat bosan karena apa-apa yang jiwa kita butuhkan terpenuhi seketika..

Dimana tantangannya? Dimana serunya?

-_-

Aah manusia..

Bukannya seharusnya kita belajar dari apa yang kita punya?


This entry was posted in

Candu #1

Hey... Aku mulai kecanduan menggunakan kata "candu" untuk mendefinisikan sesuatu yang sebenarnya terlarang tapi justru memberikan sensasi yg lebih memabukkan ketika dilakukan..

Well, nggak harus sepenuhnya terlarang sih.. Kadang hanya tentang boleh dan nggak bolehnya secara budaya kok..

Hihihi..

Duuh jadi malu..

:')

Anyway, nggak perlu juga yah apa-apa yang menjadi candu itu aku state di sini.. Intinya sih, terlepas dari wujudnya apa, aku harus berusaha untuk mengambil sikap... Sebelum candu itu mematikan "rasa"ku..

"Then Dee, sikap apa yang akan kamu ambil?"

Hmm.. Yang ini masih dalam proses sih.. Proses menunggu waktu..

Mbuh laah...

Minggu, 18 September 2011

Masalah hati


Aku..

Entahlah kenapa mudah sekali hati ini merasa jatuh pada orang lain.

Jatuh hati..

Setelah kakak.. Then om hanung, trus sekarang si janu..

Padahaaal hanya dket yg gitu doank..

Aaargh..

Jablay n rusak bgt sih gwww

:(

Tinggi, gagah, jago ngeband n nyanyi

Kynya dia romantis

Gooosh

Ngapain siiih tuh cewe anjing kesniii...

Beteee deeeeh

Sok ngartiiiiiiiiis...

Dan ternyataaa si janu gk muncul2 gara2 gabung k kelas si cewe anjing. Well, sesama anjing..

Cocoklaaah...

Udah ah.. Skrg g akn lagi ngelirik dia, jauhin dia dan si bencong tachul.. Balik ke huda..

Eeaaaaa

*asli cuma hiburan kok*
This entry was posted in

Senin, 05 September 2011

moving on

moving on dee!!

moving on tuh apa to? trus mau moving on dari mana? satu-satunya yang bikin saya nggak nyaman ngejalani hidup ini adalah diri saya sendiri..
trus saya harus lari kemana? pindahan kemana?
btw, memang paling susah ya memaafkan diri sendiri.. apalagi jika kita menikmati kesalahan yang kita perbuat dan kita sebenarnya tidak ingin mengakuinya sebagai kesalahan..
entahlah...

Kamis, 01 September 2011

Cita-citakuu


haree genee masih ngomongin cita-cita? kalau pertanyaan ini ditanyain 17-7 tahun yang lalu pasti dengan mantap saya masih bisa menjawab "GURU SD"... uhmm.. sebenernya waktu masih TK jawabannya "jadi pengantin"-disaat anak kecil lain pengen jadi dokter-polisi-pilot. :p









okeey, kenapa guru SD? karena guru SD adalah pahlawan, (terlepas dari konsep pahlawan tanpa tanda jasa-nya himne guru yah). mereka yang memberi saya minuman bermerk "ilmu" saat saya begitu "kehausan: untuk tau dan tau tentang sesuatu. well, jaman SD, jamam SMP, masa-masa gemilang dalam perkembangan otak saya, sampai akhirnya saya mengenal SMA *Saat Menopousnya otak Ane* *asli maksa*





SMA-Kuliah-Kerja.. Ish.. otak ini lho nggak mau benar-benar dipakai. (atau saya yang memang kurang mampu menggunakan otak ini sesuai peruntukannya?) perhatian saya mulai tidak fokus, menyabang kemana-mana. nggak kemana-mana sih, ujung-ujungnya juga ke kelabilan hati.





masalah klasik seperti: cinta, persahabatan, permusuhan, konflik batin, blablabla yang yakin seasik apapun nggak ada yang mendukung perkembangan otak menjadi lebih baik dalam berfikir-berlogika. yang ada malah pendudulan otak kalau kata saya mah.. istilah kerennya "degradasi otak".





#tsaah ngeri amir bahasanya









eh sek,





hubungannya sama cita-cita?!









oiya, jadi yah, sehubungan dengan peristiwa pendudulan otak tadi, saya jadi semakin gamang dalam menjalani hidup.. #tsaah





iya looh, saya jadi kaya' kehilangan pijakan, nggak tau apa yang saya mau.. otak malah sering buat menghayal, berandai-andai, berspekulasi dengan hal-hal yang nggak penting, menyusun omong kosong yang tak satupun terealisasi. dan begitu sesekali kembali berpijak ke bumi, See?? saya masih disini, kertas "cita-cita" saya masih kosong, sama sekali belum terisi.





and guess what, ketika saya kembali ditanya tentang "apa cita-citamu?"









*geleng-geleng*





#kemudianhening













come on dee, kamu dah gede...





harusnya kamu dah mulai membangun desain masa depanmu, dan segera mewujudkannya..





seharusnya...?





iyaah seharusnya...





siapa yang mengharuskan?





nggak ada.





so??









*salah satu percakapan abstrak di otak*





Ya Rabb, berikan hamba-Mu petunjuk untuk kembali ke jalanmu...





:'(




Senin, 15 Agustus 2011

nasionalis, kamu?

"tujuh belas agustus besok libur kan?? kemana yuk kita, belanja? jalan? buka bersama? mumpung liburan niih... "
"uhm... boleh lah, tapi jangan dari pagi ya, aku upacara..."
"What?? kamu ditunjuk jadi pesertanya? wakakakak... kasiiaaan... oke oke, ntar kita atur lagi.."

JLEEEB

Nasionalis..
Kata satu ini terlalu tinggi jika ingin saya gunakan untuk menggambarkan bagaimana isi dalam otak saya. Saya bukan pahlawati (pahlawan cewek.red), saya bukan penegak HAM, saya bukan orang yang berjuang matimatian demi negeri ini secara langsung, ah saya hanya bagian dari pecundang yang hanya berani teriak di belakang tentang kebobrokan negeri but still do nothing-pencitraan .. saya hanya orang yang sebenarnya entah darimana mungkin terlalu berlebihan dalam menghayati sesuatu... (ya yaa kamu bisa menyebutnya LEBAY, it's so me.. gue banget) 
okey, balik ke kata nasionalis itu tadi.. uhm.. apa  yah..
dari jaman dulu kenal dengan upacara bendera, TK superkecil (ehem waktu itu saya belum cukup umur masuk TK kecil, baru 3 tahun, tapi daripada ngotor2in rumah dengan tulisan2 jelek di dinding, akhirnya ortu saya memasukkan saya ke sana :p), saya-dengan segala kelebayan saya ini selalu bersemangaat untuk datang, walaupun hanya sebagai peserta - kadang penonton.. menikmati teriknya matahari pagi menggelitik kulit ini, melihat satu persatu orang berbaris rapi hingga akhirnya bertumbangan (kadang saya menjadi salah satu diantaranya :p) karena hampir pingsan atau hanya sekedar lelah berdiri, ehem dan yang paling saya sukai adalah setiap SANG MERAH PUTIH perlahan naik dengan (tentu saja) iringan lagu "INDONESIA RAYA"... Hey, pernah nggak sih kalian merasa apa yang saya rasa?  atau hanya saya saja yang berlebihan memaknainya? #tsaah.. Lagu Kebangsaan Negara Kita ini daleem banget lho maknanya.. camkan setiap katanya, setiap baitnya.. resapi apa maknanya, rasakan beratnya beban yang sebenarnya ada di pundak kita.. pemilik sah dari negeri ini (perhatikan kata -KU) 

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya

Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

ah merinding rasanya.... x_x

Negeriku, yang dulu dengan susah payah, dengan pengorbanan ribuan atau bahkan jutaan rakyatnya (hmm.. belum sempet sensus :p) demi meneriakkan kata "MERDEKA!", demi sang MERAH PUTIH bisa berkibar di tiang tertinggi Negeri ini (backsound: bendera-nya cokelat), demi kita anak cucu para pejuang Negeri ini agar bisa menghirup ini loooh segarnya udara pagi tanpa aroma mayaat, tanpa sliweran tentara kompeni yang siap menghabisi, bebaaas, merdeka menikmati dan menjaga negeriku, tumpah darahku.

Daaan....
ironis nggak sih, ketika kini, kita yang tinggal menikmati (ya setidaknya nggak perlu lari-larian bawa bambu runcing atau sekedar ngumpet di balik pohon jati untuk sembunyi) hanya meluangkan waktu sejenak, sedikit membuang energi, sedikit ngitemin kulit untuk ikut memperingati kemerdekaan negeri ini NGGAK MAU, malah tertawa, menganggap ini hanya rutinitas masa lampau, jaman SD, jaman masih sekolah..

JLEEB

Jika saya adalah anda, saya pasti malu.

oiya, kawan.. FYI saya ikut upacara bukan karena "dipilih, atau terpilih"
saya memang mengajukan diri..
:)


add:
banyak pendapat bahwa negeri ini belum merdeka, dengan sejuta teori tentang penjajahan intelektual, terjajah secara ekonomi, dan lain sebagainya..
apapun itu, perjuangan pahlawan kita dengan hasil berupa "PROKLAMASI" perlu saya-kita apresiasi..
heey saya-kalian-kita yang bilang masih terjajah, apa yang akan kita usahakan untuk negeri ini agar merdeka (lagi) ?


Rabu, 11 Mei 2011

secangkir kopi

duduk dengan secangkir kopi.. dan saya siap menulis lagi..

apa kabar dunia? apakah harimu masih penuh dengan basa basi cinta?
;)
malah nyanyi
hihihi
  semangat lah!
dampak positip dari melihat segalanya dari sisi positip, ditulis dengan senyum mengembang dan semangat Goldy!

Selasa, 10 Mei 2011

Ini soal selera, Bung!

Obrolan singkat dengan salah seorang senior (yang sebenarnya saya belum pernah melihat wujud aslinya :hammer). Beliau menghujat saya dengan perhatian-perhatian pedas dalam bersepeda. Tentang betapa shocknya beliau pas tau sepeda saya tanpa rem sedangkan saya ­sama sekali belum bisa skid atau midskid, dan masih banyak hal lain yang jujur membuat saya merasa malu, risih, dan tetap berterima kasih.

Ya, jelas saya malu. Berulang kali rasanya saya bilang bahwa saya memilih sepeda ini bukan karena saya mengikuti trennya ababil, but see, penampilan sepeda saya dinilai ababiiil bangeeet  sama beliau. No offence  sih sebenernya. He’s totally right! Dia ingin kami para bikers bisa selamat sampai tujuan, nggak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. BETUL OM, ANDA BETUL! Ah tapi bukan sagitarius kalau nggak keras kepala alias ngeyelan. hihiihi..  Di samping karena memang budget buat beli rem belum ada, saya memang tidak berniat untuk membeli rem. Sekali lagi bukan karena saya ababil. Lha wong saya naek sepeda itu Cuma untuk rute kosan-kantor tok til kok, nggak kemana-mana lagi. Nggak ada yang bisa maksa saya untuk ikut Car Free Day-an, kampanye bike2work, atau ikut sejuta kegiatan komunitas sepedaan lainnya kan? Kalaupun ada orang-orang tertentu yang ingin saya ikut atau memaksa ikut itu, apa bedanya saya dengan para ababil yang ikut-ikutan temen-temennya ngumpul? :hammer

Risih. Hmm.. risih lah diomelin, dihujat.. ups ekstrim amat bahasanya. Bukan berarti saya tidak ingin menerima kritikan, tapi kalau sampe diminta janji kaaan rasanya kaya’ saya ini seorang pesakitan. Medan yang saya lalui bukan tanjakan tajam atau berbukit-bukit. Perlukah anda menguntit saya untuk membuktikan bahwa saya beneran ngesot-ngesot ke kantor saking hati-hatinya? Dan saya cukup tau diri untuk tidak ngebut. U just don’t know me so well, but u had judged me like that! Pahami dulu motif saya, jangan langsung men-judge. 

Berterima kasih. It is so clear, bagaimana pun saya sangat berterima kasih atas kritikan dan saran anda.
Well, rasanya berkumpul dengan suatu komunitas itu menyenangkan. Tapi tak jarang juga membuat kita muak ketika beberapa dari mereka mulai mengatur kita hanya didasarkan pada apa yang mereka lakukan atau mereka ketahui. Saran boleh, tapi nggak boleh maksa donk..
:p

Anyway, saya masih dan tetap cinta mati pada fixie saya. Saya akan hati-hati kok di jalan. Untuk komunitas  yang satu ini, mungkin sekarang sudah saatnya saya mulai vacuum. Saya rasa komunitas ini terlalu tinggi taste nya. saya yang pemula menjadi kaum marjinal, yang tersisihkan. Untuk kesekian kalinya mungkin saya akan bilang:
1.    Saya jatuh hati pada fixie, yang minimalis, yang ringan, yang macho, sporty tapi tetap bisa menjadi feminin karena warnanya yang cantik;
2.    Saya hanya ingin bersepeda. (titik). Tidak perlu segala tetek bengek tentang merk sparepart yang mahal, yang nyaman, yang seharusnya menurut mereka. This is my style, please dont force me to follow ur opinion!

3.    Jangan tanya lagi mengapa bukan sepeda lipet atau sepeda girly lainnya! Ini soal selera buung, emang pria doank yang boleh punya selera?
:p

Senin, 09 Mei 2011

fixie?? Ngikutin TREN ya??

untuk kesekian kalinya saya mendengar ada orang yang bertanya demikian pada saya.
Well, nggak perlu emosi tapi cukup ngelus dada juga sih dengernya. "mbok ya luweh nek aku pengen nggo fixie, dudu urusanmu to? wong yo dudu awakmu sik nukoke!?"
hahaha...
bukannya mau sok anggun atau gimana ya, tapi saya memang tidak ingin melontarkan kata-kata sesadis itu di depan si Penanya. yang boneng aja gan, tidak sepantasnya kita berkata kasar pada orang lain.
Am I still look like an ABABIL?
mungkin sudah saatnya saya mengatakan tentang kenapa sih milih fixie? kenapa nggak sepeda lipet aja? atau sepeda yang model cewek, MTB, blablabla? okey, kita kupas satu per satu.


1. sepeda lipet/folding bike
sepeda lipet pink
 kenapa saya nggak milih sepeda ini? Well, menurut saya sepeda lipet itu:
a. kaya' anak kecil. gimana yaa.. ya gitu lah, sepedanya kan rata-rata kecil, untuk ukuran tubuh saya yang segede ini rasanya nggak macho aja.. (#egh?!) ^^v
yaah kesannya jadi kaya' mendzolimi sepeda mungil itu.


b. sepeda ini bannya kecil (sesuai ma ukurannya yang emang kecil sih), tapi dengan ukuran roda yang kecil kan otomatis jarak tempuh per rotasi sepedanya jadi pendek juga. (mbuh istilahnya apa, pokoknya gitu lah). Pernah saya barengan sama mbak-mbak yang naek sepeda ini, dia udah ngos-ngosan berapa genjotan, eh saya cukup sekali genjot dah nempuh jarak yang sama kaya' dia. nggak pake ngos-ngosan pula.. hihihi..


c. dari awal sepeda ini booming juga saya nggak tertarik. bukan tipe saya pokoknya mah. (titik)


2. Sepeda Gunung a.k.a MTB


a. well, tampak sangat macho. tapi kalau warnanya pink? kog jadi aneh ya? MTB identik dengan cowok, (sekalipun adaa sih yang modelnya agak girly gitu_kaya'nya). tapi dari bentuknya yang ndut dan sangar.. saya gk minat dah..


b. yaa itu lah.. gk minat.
MTB pink
 3. sepeda cewek pada umumnya
sepeda mbuh, yg penting sepeda cewek
a. so girly. dulu pas SD pernah sih punya sepeda ginian, dan nggak enak banget, ringkih kalo orang jawa bilang. look like a princess dan saya nggak suka kaya' gitu, kesannya centil.. (apaa siih).


b. itu aja sih.


jadi motif saya naek sepeda adalah:
a. saya adalah orang yang males berolahraga, dengan bike2work, saya akan berolahraga tanpa saya niatin.
b. go green! ish.. tapi emang sih, saya pengen ikut mensukseskan go green, nggak perlu muluk-muluk, dari diri sendiri aja. Nyesek liat ibu kota yang penuh asap kaya' gini.
c. just bike. nggak pengen terikat dengan segala tetekbengek per-grup-an atau komunitas tertentu yang akhirnya justru nggak bikin enjoy atau merasa terpengaruhi.
I am a sagitarius. nggak suka terikat, nggak suka didikte.. jadi yaa... gitu laah.. :D

Tentang pemulung tua- gender: lelaki.

Mengapa setiap kali melihat pemulung yang berjenis kelamin pria saya merasa lebih iba daripada pemulung wanita? Apakah ini sebuah kelainan semacam oedipus complex?! Siyaaal! Bukan lah, emang saya cewek cantik apaan! :p
Semua berawal dari kata KAKEK. Saya punya dua kakek kandung (rasanya semua orang didunia ini pasti punya dua deh yang kandung :hammer). Mbah Mitro, kakek saya dari keluarga ibu, alias bapaknya ibuk. Beliau adalah seorang sosok yang tegas, yang disegani oleh orang-orang di kampung saya, bahkan konon juga disegani oleh binatang melata yang bernama: ular. Entah cerita mistis darimana, tapi kata orang-orang di rumah dan sekitarnya, ular selalu hormat pada mbah Mitro. Beberapa ular gedhe konon dengan lulut dan manutnya tunduk kepada mbah. Bahkan kata ibuk, dulu beliau pernah bertarung dengan seekor ular raksasa yang tinggal di goa dekat kuburan di daerah mbaros (kampung sebelah). Nggak tau itu beneran bener atau nggak, yang jelas saya kagum pada kakek saya yang satu ini. And guess what? Beliau meninggal dunia saat saya masih SD. ;( ;( ;(
Memori yang selalu saya ingat saat bersama beliau adalah setiap pagi, dengan ditemani segelas kopi hitam, beliau duduk di bangku depan rumah, memakai sarung dan momong kami, cucu-cucunya. Tuuuh kan jadi kangen mbah.. hiks.
Hufh..
Oke deh, langsung lanjut ke kakek saya yang kedua. Kakek dari keluarga bapak, alias bapaknya bapak. Mbah Bas namanya. Beliau tampak gagah dan selalu sehat, tidak merokok, rajin beribadah (beliau mengurus masjid di kampungnya), dan juga mantan atlit sepakbola terkenal tempo dulu (terkenal di kampung :p). Ah saya juga ngefans sama kakek yang satu ini. Beliau juga suka travelling dan rajin mengunjungi kami, cucu-cucunya yang kebetulan berumah agak jauh (15 menit perjalanan by angkot sih :p). Pokoknya hal yang paling saya sukai dari beliau adalah rajinnya beliau dalam hal beribadah, tiap adzan pasti ke Masjid. All thumb up lah buat mbah Bas. Banyak memori  tentang beliau yang tidak bisa saya ceritakan satu persatu. Dan di suatu pagi, saat saya akan mengikuti try out bahasa inggris SMA (saya kelas 3 SMA waktu itu), saya mendapatkan telepon dari sepupu saya. “gek opo nduk? Tak omongi tapi dian kudu kuat yo.. dian saiki mulih, mbah Bas dipanggil sing Maha Kuasa..” (lagi apa, Nduk? Mbak beritahu tapi dian harus kuat ya, mbah bas dipanggil yang maha kuasa). DEG! Tanpa pikir panjang saya pun pulang menempuh perjalanan 1,5 jam untuk tiba di rumah mbah. Nggak bisa nahan buat nggak nangis saat melihat sosok yang selama ini saya kagumi, dengan tubuhnya yang masih tampak gagah, terbujur kaku di atas pembaringan. Untuk pertama dan terakhir kalinya (setelah saya dewasa ini) saya mencium beliau. Nangis nih nulisnya. Wanna stop this story soon, sampai saya kuat untuk cerita lagi L
Well, jadi karena saya sudah tidak punya kakek lagi, saya merasa selalu iba melihat seorang pria tua yang masih bekerja berat. Dimana sih cucu-cucunya? Dimana anak dan keluarganya? Tega banget si kakek kerja kaya’ gitu!
Itulah...


Kangen kakek kangen kakek kangen kakek...

Minggu, 08 Mei 2011

Memaknai hidup

pagi ini test drive sepeda Bunny. Niat awal sih emang karena kami pengen nyari sarapan... hihihi.. soto ceker surabaya yang maknyus ituu looh. Ah tapi setibanya disana malah sotonya belum buka. (ternyata emang nggak buka, karena siangnya kami juga kesana lagi-niat banget!)
alhasil, kami pun memutuskan untuk kembali ke kosan. Sebelum itu, kami mencari sarapan dulu ke warteg cempaka baru, tempat biasanya kami makan. Disana kami memesan makanan favorit kami, nasi-sayur-ayam goreng (yang kaya’nya digoreng pake campuran telur dan tepung).  Nyaaaam...
tapi kali ini rasanya ada yang berbeda. Ayam yang saya makan berasa aneh, dan berwarna aneh juga. Saya pun mengadu pada Bunny yang langsung menawarkan untuk menukar ayamnya dengan ayam yang sedang saya makan. Icip dikit, eh sama Bunny langsung dibuang tuh ayam. Tampaknya ayam itu adalah ayam yang mati sebelum di sembelih. U know what?? BANGKAI!! Hal ini bisa diliat dari warna daging ayam yang memerah, menandakan bahwa darah dari si ayam tidak mengalir sempurna seperti halnya ketika ayam itu disembelih. Astaghfirullah... bukan sepenuhnya salah  mbak-mbak penjualnya sih, saya yakin mbaknya nggak sengaja menjual ayam itu. Tapi sebagian dari bangkai itu sudah saya makan.. L ampuni hamba ya Rabb, hamba tidak sengaja..
howek howeek...
dari itu, saya pun membagi dua ayam yang tadi diberikan Bunny, sedangkan potongan bangkai ayamnya kami buang. Nah, saat membuang ayam itu, seorang pemulung lelaki yang sudah tua berjalan pelan sambil menatap lekat ke ayam yang kami buang. Tau gimana perasaan saya? DEG! Well, saya tidak menyesal membuangnya karena itu bangkai, tapi melihat tatapan Pak tua itu? Ah susahnya mengungkapkan dalam kata-kata disini. Yang jelas, satu hal yang sering ingin saya lakukan ketika melihat pemulung tua, terutama lelaki saat saya sedang makan (kebetulan beberapa kali saya bertemu mereka) adalah membelikan sebungkus nasi pada mereka. Tapi apa yang saya lakukan? Saya hanya memandang iba, and do nothing untuk alasan yang sungguh tidak masuk akal rasanya. (kasi tau nggak ya alesannya apa? Nggak ah..) Ya Rabb, berikan saya kesempatan lagi, insyaAllah saya akan lakukan niat saya.

Dan sekarang saya sedang menangisi nasi yang sering saya buang karena porsinya kebanyakan. Astaghfirullah.. astaghfirullah.. astaghfirullah... ampuni hambaMu yang dzalim ini ya Rabb...

Sabtu, 07 Mei 2011

Welcome, Dee! (part II)


Masihkah layak saya mengeluh dengan segala keadaan yang saya alami? Sementara jauh di luar sana banyak orang yang bahkan tidak sanggup bermimpi untuk menjadi seperti saya..
Kini, kembali saya merindukan rasa damai itu. Rasa yang sebenarnya berasal dari sugesti ringan, tentang syukur, tentang ikhlas, tentang positif thinking pada kehendakNya.
Saya tau pada siapa seharusnya saya mengadu..
:)

Welcome back, Dee! (part I)



Terombang ambing dalam jutaan rasa ragu dan resah.. saya lelah merasakan kelelahan. Sekian lama saya merutuki nasib, enggan menerima kenyataan pahit dan perlahan mulai menghujat, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan keadaan, diam meratap, mengasihani diri sendiri dengan beribu pembelaan yang justru membuat segalanya semakin membuat saya menderita.
Mengais sisa sisa asa yang nyatanya saya tau pasti kemana arahnya. Saya tau pasti apa jawabnya, sedangkan jiwa ini tetap tak ingin beranjak, menikmati bongkahan rasa malas dan kecewa yang tak henti membuat saya muak bahkan pada sesuatu yang sungguh; percuma.
Andai, saya tak ingin lagi berandai..
Cukup, saat ini ingin segera saya cukupkan..
Saya tak lagi akan menoleh pada ketidakpastian dan keputusasaan.. saya bosan menjadi si Dungu yang seolah-olah tak tau apa yang dituju.
Saatnya saya kembali menatap hamparan hambatan di depan, dan saya tidak akan menangis lagi. Saya belum kalah, saya siap menghalau badai yang datang.
Yeah, I am back!

Jumat, 08 April 2011

karena Allah lebih tau yang terbaik untuk kita =)

Dian Nurfajriah, A.Md
NIP 198920122010122002
Alhamdulillah, hari ini, Jumat, 8 April 2011 SK CPNSku keluar.. (sebenernya sih udah dari kamis, tapi baru diambil tadi pagi). Seneng. jelas. Rasa senang itu tak lain hadir karena ada sebuah harapan tentang gaji 80% dan rapel. Well, mungkin aku terlalu vulgar mengatakan hal ini. tapi memang kenyataannya seperti itu. aku belum cukup lihai merangkai kata-kata surga untuk mengungkapkan maksudku yang satu itu. gaji dan rapel, itu aja.
yang aku tau, aku sudah punya tujuan mulia  bulan depan. Sungguh rasanya sudah gatal tangan ini, ingin membuat orang tuaku bangga, ingin mengejutkan mereka dengan "ini lho buuk, paak, gaji pertamaku. bapak ibuk pengen apaaa aja aku beliin.. sekarang aku nggak akan minta lagi ma kalian, aku janji.. biar  aku membalas semua pengorbanan kalian sebagai tanda terima kasih dan banggaku telah memiliki orang tua sehebat kalian." (titik).
Ah, tapi harapan itu lagi-lagi tinggal kenangan. SK di tangan, kebahagiaan atas pengharapan itu langsung melayang. kok bisa?
begitulah.. sebuah kabar pasti menyatakan bahwa gaji 80% baru bisa diterima bulan Juni karena blablabla (nggak perlu ditulis disini).
kecewa?? of course, YES!
tapi apa iya aku harus protes dan memperjuangkan hakku, jika lagi-lagi masalahnya ada di birokrasi?
hmm...
dan lagi lagi ibuku yang super telah mengingatkanku sebelumnya.. "Ibuk dah bersyukur SKmu turun, masalah kapan kamu dapat gaji yang sepantasnya, Allah lebih tau kapan saat yang terbaiknya.. nggak usah terlalu berharap.. ikhlaskan, pasrahkan pada Allah.."
Subhannallah..
makasi ibukku yang super..
ibuk benar, ternyata arti dari kata-kata " Manusia punya rencana, Allah yang menentukan" akan lebih dalam kalau dihayati.. aku punya rencana buk, tapi sungguh, Allah yang Maha Tau kapan saat yang tepat rencanaku akan terealisasi atau mungkin akan digantikan dengan rencana Allah yang jauh lebih indah..
:)

Kamis, 24 Maret 2011

saya bukan wanita hebat, So?

Dibalik kesuksesan seorang pria, ada sosok wanita hebat di belakangnya..
Quote ini sering diungkapkan dimana-mana, oleh banyak orang-terutama laki-laki sukses; "Saya bisa sukses seperti ini tak lepas dari istri  saya yang hebat." 


Hmm..
Saya adalah seorang wanita yang sangat biasa-biasa saja. Mungkin anda akan berkata bahwa saya terlalu minder, terlalu rendah diri, atau bahkan orang yang cukup tidak tahu diri sehingga tidak tahu kehebatan semacam apa yang saya miliki.
Saya bukan orang yang pekerja keras, bahkan saya cenderung malas.
saya juga bukan orang yang tahan terhadap guncangan, saya lemah.
terlebih, saya tidak suka mengambil risiko, saya selalu bermain aman, pelan, dan yang penting nyaman.


Dengan segala ke-biasa-an saya itu, saya mulai berfikir tentang apa jadinya keluarga saya nanti. Saya-seperti halnya segala sifat saya yang cenderung biasa saja- hanya ingin memiliki sebuah keluarga kecil yang lengkap, dengan rumah mungil dan kendaraan secukupnya. Asal keluarga itu selalu merasa saling nyaman, saya sudah akan sangat puas.
saya bukan tipe orang pengejar harta. Bagi saya, uang sungguh bukan segala-galanya. Saya tidak menjadi gila melihat barang-barang bermerk terkenal atau berharga mahal. Saya tidak akan silau melihat semua itu, termasuk saat melihat seorang pria.
Bagi saya, seorang pria yang selalu memberikan perhatian ekstra dan mau bersimpati pada setiap keluhan saya, akan terlihat lebih macho daripada pria diseberang yang memakai mobil Maybach dan menjamu saya dengan berbagai kemewahan sementara dia sibuk dengan pekerjaan atau dunianya sendiri. Hmm.. jadi inget  lagunya cinta laura yang "cinta atau uang"..
Well, dengan bangga saya akan bilang bahwa saya bukan cewek matre!


Tapi, kembali lagi pada sosok pria sukses..
apakah ukuran dari kesuksesan seorang pria pada akhirnya??
dengan simple pasti rata-rata orang akan menjawab dengan uang.
dengan materi.
dengan limpahan harta, aset, blablabla..
beberapa orang idealis lainnya mungkin juga akan menjawab tentang sesuatu yang abstrak dan naif. Tapi, mari buka mata, banyaknya materi yang dimiliki seseorang merupakan akhir dari ukuran kesuksesan seseorang.
(titik)
(no offence)
Lantas, dengan segala ke-biasa-an dan ketidakmatrean saya ini, mungkinkah saya bisa menjadi seorang wanita yang ada dibelakang pria sukses?
atau justru saya akan menjadi penghalang bagi pria tersebut karena saya hanya seorang wanita yang sangat biasa??


Dukungan
Dengan simpel, beberapa orang bilang bahwa, dukungan dari wanita hebat lah yang akan menjadikan seorang pria menjadi sukses. sesimpel itu kah? atau justru saya yang belum tahu bagaimana sebenarnya cara para wanita hebat tersebut mendukung pria suksesnya?
Ish..
Bahkan untuk mendukungnya pun, saya sering merasa menjadi makhluk paling egois dan picik sedunia. Melihat calon pria sukses saya bekerja lebih dari biasanya membuat saya menjadi kesal. Bukankah seharusnya waktu ini kita habiskan berdua untuk sesuatu yang lebih manis daripada sekedar bekerja? Apakah anda lupa bahwa waktu kita mungkin sudah tidak lama lagi, dan saya ingin "kita" tanpa embel-embel kata kerja!!
huft..
Bukankah berkali-kali pula di otak ini berputar sederet kata; "lebihkan usahamu, Allah akan memberi lebih." tapi justru ketika calon pria sukses saya sedang melebihkan usahanya, saya justru membuatnya kesal dan tidak membantu apa-apa, memberi dukungan pun tidak!
How stupid I am..
T.T


Maafkan saya Calon pria sukses.. saya masih belum menyadari bahwa sebenarnya saya harus menjadi wanita hebat agar bisa mendukung anda..
mungkin anda perlu seringkali mengingatkan saya jika saya lupa..
saya akan belajar untuk anda..
:)