Senin, 10 Oktober 2011

candu #2

aku masih memandangi secangkir kopi pahit di mejaku..
kali ini diiringi rasa bersalah yang kian menggebu..

menjadi egois itu menyenangkan ya? akan sangat menyenangkan saat dilihat dari sisi kita-si egois yang tak mau tau..
tapi sedetik kemudian, aku tak sanggup lagi memalingkan muka padamu.. dalam senyummu, aku menyisakan ngilu..
iyaa.. aku tau..
:(

sepintas lalu, terkenang saat-saat dimana aku menyambutmu.. itu bukan tipuan, Sayang.. meskipun benci mengatakan ini, tapi sungguh aku hanya mengikuti kata hati..
tidak ingin membuatmu sakit.. tidak ingin membuatmu kecewa.. pun tidak ingin menjadikan ini terpaksa.. hanya demi melihatmu bahagia..
kamu?

kembali ku aduk malas kopi pahit ini..
bahagiaku, atau bahagiamu yang sebenarnya aku mau?
bukankah sisi egoisku yang menuntut pemenuhan darimu?
yang tanpa kau sadari mulai menggerogotimu, memaksamu untuk selalu berkata, "iya, aku setuju.."
sementara apa yang telah kulakukan jika memang bahagiamu yang kutuju?
setiap senyumku, menuntut senyummu-dan sakitmu..

bukankah seharusnya aku berhenti memberimu "candu" ini? tak apa lah kau tersakiti.. tapi sembuhmu sudah pasti..
iya kan?
tapi justru ketakutan yang menari-nari di otakku..
aku masih ingin kamu, selalu meminjamkan tanganmu, membuatku merasa nyaman, bahwa aku tidak sendirian..
aku masih ingin kamu, memberiku satu saja alasan untuk tersenyum setiap pagi, ketika hidupku terasa sesak, tak ada pilihan untuk lari..
aku masih ingin kamu, meminjamkan telingamu, mendengarku mengeluh, melepaskan beban-beban ini satu per satu.. sesekali menghiburku dengan mantra yang ajaibnya dengan itu bebanku segera menghilang, pergi jauh..
aku juga ingin kamu, sesekali meminjamkan pundakmu, ketika tidak ada lagi yang bisa kuceritakan, ketika cawan air mataku kepenuhan, mencuri-curi untuk diluapkan..
yaah..
dan akan membuatku semakin egois ketika rasa ingin ini perlahan berubah menjadi kebutuhan...
semacam kata;
aku butuh kamu
:(

menjadi jahat itu pilihan, ternyata...

0 komentar:

Posting Komentar