Selasa, 31 Desember 2019

hijrah finansial #1: perjalanan hingga akhirnya sadar..

Apakah membicarakan keuangan bersama Suami menjadi hal yang sudah rutin dilakukan dalam keluargamu? atau masih menjadi hal yang tabu? apakah mengalokasikan sejumlah uang untuk keluarga besarmu dilakukan dengan saling terbuka dengan suami, atau sembunyi-sembunyi? apakah kalian adalah pasangan yang sama sama bekerja, tapi tabungan segitu-gitu aja karena terlalu banyak "iklannya"?
masa gelap pengelolaan keuangan keluarga
Menjalani rumah tangga selama lebih dari 6 tahun sebagai suami istri yang sama-sama bekerja dengan penghasilan yang alhamdulillah, seharusnya lebih dari cukup untuk membuat kami bisa memiliki tabungan yang cukuuup. atau aset disana sini.. atau atau atau... pencapaian finansial yang keren..
tapiiii... 6 tahun berlalu dan uang kami masih segitu-segitu aja.. dulu pokoknya penghasilan suami digunakan untuk tabungan dan bayar yang gede-gede macem buat nyicil rumah atau bayar akomodasi buat jalan-jalan.. sedangkan penghasilanku akan kuhabiskan untuk sekolah anak, belanja harian, listrik, dan keluarga yang butuh.. hal itu kami jalani 6 tahun lamanya.. hohoho
flashback sekilas, saat menikah, kami sama sekali tidak punya modal tabungan. karena belum melek riba, kami memutuskan meminjam bank untuk biaya pernikahan. Apalagi saat itu suami penempatan di maluku tengah sana, sehingga pengeluaran kami untuk beli tiket pesawat juga lumayan.. oiya, aku juga membiayai kuliah adikku, dan suamiku membiayai kuliah dan sekolah adiknya. sekitar 1,5 tahun menikah, alhamdulillah suami pindah ke Jakarta, sebelumnya kami memutuskan untuk membeli rumah di Jombang, Ciputat. DPnya berasal dari menyekolahkan SKku, sementara untuk KPRnya dengan keterangan penghasilan dari suami.. lagi lagi saat itu kami berada di masa gelap, masih belum peduli dengan riba..

cahaya itu mulai datang, alhamdulillah..
Suatu ketika aku membaca buku "kembali ke titik nol"-nya Saptuari. isinya sungguh menampar. saat itu sempat rasanya ingin menjual rumah dan segera melunasi segala riba karena begitu ngeri dengan dosanya. Kami mulai mengikuti kajian-kajian tentang riba via youtube. alhamdulillah Allah memberikan hidayahnya. Kami bertekad untuk nggak lagi nambah riba dan tentunya ngelunasin riba satu per satu..

Dari sini lah kami mulai menyadari bahwa ternyata tabungan kami lambat sekali terisi. jika dilihat secara sekilas, rasanya nggak masuk akal aja uang kami tinggal segitu. padahal kami tidak termasuk orang-orang yang sering makan keluar atau jalan jalan berlebihan.. hiks.. pun ketika kami mau membeli mobil bekas, ternyata menunggu tabungan kami cukup pun butuh waktu yang lama..

Hijrah finansial...
akhirnya, sebuah keputusan besar pun kami ambil. kami mulai saling terbuka tentang bagaimana pengelolaan keuangan kami. kami menyadari bahwa dulu kami begitu "mudah" mengeluarkan uang tanpa rencana pasti. uang kami seolah-olah banyak tapi sebenarnya belum cukup untuk melunasi hutang KPR dan DPnya waktu itu.. tapi kami tidak tega ketika ada saudara ingin meminjam (yang pada akhirnya nggak balik dan membuat hubungan keluarga menjadi renggang).. dengan 3 anak dan keputusan untuk tidak berhubungan dengan riba (dan asuransi) tentu kami butuh biaya yang besar pula untuk menjamin pendidikan mereka kelak.. hingga akhirnya per bulan Juli 2019 ini kami sepakat untuk "menyatukan penghasilan" kami dan mengelolanya dengan lebih profesional dan terbuka.

lanjutannya disini yaa....

Jumat, 27 Desember 2019

Meminimalisir Sibling Rivalry

Sibling Rivalry atau persaingan antar Saudara adalah hal yang umum terjadi diantara anak-anak kita. persaingan dalam hal apa? bisa apa saja.. entah dalam mendapatkan perhatian orang tua, mendapatkan pengakuan tentang siapa yang lebih apa dari yang lain, nggak jarang juga berkaitan dengan kecemburuan antar saudara. Bisa dibilang, seakur-akurnya saudara, pasti adaaa aja satu atau dua masa dimana muncul sibling rivalry ini.
Naah, sebagai mamak dengan 3 anak, saya akan sedikit share tentang bagaimana sih agar per-sibling rivalry-an ini bisa kita minimalisir.. silakan disimak sambil ngopi yaa..
1. Kunci utama dari meminimalisir sibling rivalry adalah: menanamkan rasa saling sayang pada anak pertama sejak calon dedeknya dalam kandungan!
Fase terpenting untuk meminimalisir sibling rivalry sejak dini adalah dengan menanamkan rasa saling sayang pada anak pertama sejak calon dedeknya dalam kandungan. Hal ini dapat dilakukan misalnya saat si dedeknya menendang perut bunda, ajak kakak buat megang perut dan bilang "waah ini dedeknya udah nggak sabar pengen main sama kakak!".
2. Libatkan kakak dalam pengambilan keputusan kecil yang berkaitan dengan dedek bayi
mau beli baju buat dedek bayi? mau pilihin mainan? boleeeh.. usahakan minta pendapat kakak juga. beli yang kembaran sama kakaknya juga nggak papa, biar kakak ikut seneng.
3. Jadikan Kakak sebagai PANUTAN dan IDOLAQUE
Lanjutkan tahap di atas dengan selalu menjadikan kakak sebagai contoh untuk adeknya. Pun termasuk misalnya ketika kita akan memuji adeknya, awalilah dengan memuji kakaknya dulu.. contoh saat kita akan memuji senyumnya adek yang cute banget, kita bisa menyampaikannya dengan "masyaaAllah ini dedek senyumnya lucu banget ya kakak kaya' kakak..." dengan begitu, kakak akan merasa PEDE sebagai kakak dan tentunya tetap merasa bahwa kakak tetap penting walaupun ada adek.
4. Hujani kakak dengan kasih sayang dan perhatian
Hal yang nggak kalah penting adalah jangan sampai kakak merasa tersisihkan setelah punya adek. Jadi, ketika Ibu tidak bisa membersamai kakak, pastikan anggota keluarga yang lain mencurahkan kasih sayang dan perhatian pada kakak. hal ini menurut saya cukup efektif mencegah kakak cemburu pada adek di masa masa awal kehadiran dedek. Dan jangan ragu-ragu buat selalu bilang ke Kakak "Bunda sayang kakak.. adek bayi juga sayang sama kakak".

5. Besarkan hati kakak ketika orang-orang memperhatikan adeknya
Nyadar nggak sih hal yang tanpa sengaja dilakukan orang-orang ketika kita memiliki anak lagi adalah menanyakan "adeknya mana?" atau terus-terusan memuji si adek di depan kakaknya.. Naah kita sebagai orang tua yang mendengarnya harus sigap menetralisir perasaan kakak dengan mengalihkan pembicaraan agar berfokus juga pada kakak. misalnya dengan mengatakan "adeknya di rumah tante.. oiya tante, kakak tadi menggambar mobil bagus banget lho, tante mau lihat nggak?"

6. Jangan pernah meminta kakak mengalah sama adeknya. perlakukan kakak dan adik dengan sama.
konsep adil berdasarkan teori apapun yang keren belum tentu bisa dicerna dengan baik oleh kakak. Tapi adil sosialis alias adil = mendapatkan perlakuan yang sama, insyaaAllah bakal lebih gampang diterima oleh kakak. sehingga, daripada susah susah menjelaskan folosofi keadilan yang relatif, mending kita memperlakukan kakak dan adik sama. kalau salah harus minta maaf, kalau mau minjam harus bilang, kalau tidak diijinkan meminjam ya nggak usah minta kakaknya ngalah, dsb. dengan begitu insyaaAllah kakak tidak akan membenci adeknya karena kita memperlakukan adek lebih istimewa.


Mungkin masih banyak tips-tips lain ya, tapi saya percaya menanamkan basic yang kuat ke Kakak akan lebih efektif dibandingkan melerai mereka ketika sudah terlanjur terjadi perselisihan. mencegah lebih baik daripada mengobati kan?
This entry was posted in

Kamis, 26 Desember 2019

Tantangan Kepegawaian #1: lack of knowledge di tempat yang baru

assalamu'alaikum wr.wb.

Kali ini saya akan mulai membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pegawai di kantor. yang pertama tentang Lack of knowledge alias (ngerasa) kurang ilmu. Lack of knowledge yang dimaksud disini adalah kondisi ketika pegawai merasa nggak ngerti apa-apa dan nggak tau harus mulai dari mana ketika pegawai tersebut berada di tempat kerja yang baru. hal ini bisa terjadi baik pada pegawai yang baru banget ketrima kerja atau mutasi ke tempat yang bener-bener baru dan beda dari pekerjaan yang pernah ditangani.
Hal ini sebenernya wajar ya terjadi. Dalam kondisi yang ideal, tentunya tidak berlebihan ketika kita berharap atasan langsung si pegawai dengan clear memberikan bimbingan kepada si pegawai baru tentang apa sih ruang lingkup kerjaan disitu, siapa ngerjain kerjaan apa, dan pada siapa dia bisa bertanya jika mau belajar. Serta jobdesk apa yang akan dia kerjakan. ini IDEAL banget, alias si pegawai bener-bener dibimbing dengan baik.
Naah, trus gimana kalau kita sebagai pegawai baru nggak dapet atasan yang ideal seperti itu? Misal atasan kita cuman nyambut kita sekali, habis itu kita dilepas gitu aja, cuma dilibatkan sekali-sekali dalam kegiatan. dan akhirnya kita berakhir plonga plongo? hmm.. Coba deh tips sebagai berikut:
1. Luruskan niat bahwa tempat ini adalah tempat kerja terbaik kita.
bahasa simpelnya sih nerima nasib. wkwkwk... terdengar klise ya, tapi emang ini penting banget. suka nggak suka harus kita jalani kan berada di tempat kerja yang baru itu. jadi daripada menjalaninya dengan berat hati, mending ya jalani dengan suka hati.. dan tentu saja, jangan sampai kita kerja sia-sia. disini jangan sampai menjadi orang yang nggak tau apa-apa, nggak bisa berkontribusi. biar berkah kerjanyaaa..
2. mulai dari mana? pelajari ruang lingkup kerjaan
kita harus paham ruang lingkup kerjaan di unit kita apa aja. nggak lucu kan kalau tetiba ada yang nanya tentang kerjaan trus kita sama sekali nggak tau? cara taunya darimana? sebenernya paling enak nanya ke senior ya. tapiii kalau nggak dapet senior yang enak, paling pas ya kita kupas sendiri dari dokumen yang ada: misal tugas dan fungsi, uraian jabatan, standar prosedur operasi. coba dipahami. kalau nggak ngerti ya tanya, semogaaa ada senior yang mau berbaik hati menjelaskan ya..

3. lakukan observasi
 Setelah tau apa aja yang dikerjakan disana, dan prosedurnya seperti apa, mulailah buat observasi bagaimana kerjaan itu diimplementasikan. nggak ada salahnya bikin checklist kalau ada yang nggak sesuai dengan standar prosedur operasi karena hal ini mengindikasikan ada miss antara standar dan implementasinya.. lagi lagi jangan ragu buat nanya dan diskusi. mana tau bisa jadi perbaikan.

4. kontribusi
Udah capek capek belajar tapi nggak juga dikasih kerjaan? berusahalah aktif! nggak ada salahnya kan kalau kita berusaha membantu rekan kerja, karena justru belajar yang paling efektif adalah dengan mengerjakannya. alias learning by doing.

5. Evaluasi 
Jangan lupa untuk melakukan evaluasi atas pencapaian diri, apa-apa yang bisa kita perbaiki. ini adalah hal wajib dalam segala aspek kehidupan kita.

Naah, darisini, seharusnya nggak ada lagi keluhan pegawai yang bingung mau ngerjain apa, nggak ngerti apa-apa setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun berada di suatu tempat kerja.
yang ada hanya kita mau atau tidak berusaha belajar dan mencari tahu sendiri. karena sebenarnya, kantor bukan tempat sekolah dasar dimana selalu ada guru yang akan membimbing kita. pada dasarnya, kantor membutuhkan orang yang READY TO USE, kalau kita nggak berusaha meningkatkan kualitas diri, yaaa siap-siap aja jadi pegawai yang gitu-gitu doank di kantor. yang ada nggak adanya kita nggak ada bedanya.. 


Wassalamu'alaykum Wr. Wb.
This entry was posted in

tetep happy sebagai Mom of three awesome kids. why not?

assalamu'alaikum wr.wb.

alhamdulillah.. aku adalah seorang ibu dari 3 orang anak yang lucuk lucuk dan kicik kicik.
- Kakak Gentza yang saat ini berusia 4 tahun 7 bulan
- Mba Yaya yang saat ini berusia 2 tahun 6 bulan, dan
- Izan yang awal bulan depan berusia 1 tahun.

gimana rasanya? woaaaah.. seruuuuu!!! dan nano nano pastinyaa..

tapi nggak sedikitpun aku dan suami nyesel atau merasa menderita.
capek iya, tapi bahagianya tentu nggak terkira.
bersyukur ada ibuk dan bulek yang jagain anak-anak. jadi alhamdulillah sejauh ini kami belum mengalami keribetan yang berarti.

tapi, dengan support system yang alhamdulillah keren, apakah semuanya berjalan bener-bener lancar?
ya enggak jugaaa...
tiap kali ortunya di rumah, anak-anak 100% bakal nempel ke kami. alhamdulillah mereka bukan "anak uti" yang nggak mau sama ortunya, justru sebaliknya. mereka nggak mau sama yang lain kalau ada ortunya. konsekuensinya? ya capek. enggak sempet ngelurusin pinggang aja gitu klo pulang kerja.. haha..

Naah, tentunya karena bocah bocah ini masih kecil-kecil, ada kalanya saya dan suami ngerasa kewalahan.. wkwkwk.. tapi kami udah sepakat buat saling ngingetin kalau lagi emosi jiwa..

Jadi, gimana biar walaupun bocah banyak tetep happy? eh emang ada yang enggak happy? mungkiin aja adaa..
simak yaa
1. kenali dan fokus pada kelucuan anak
setiap anak diciptakan lucu. ya kan? makanya ini wajib banget, selaluuu inget inget dan lihat sisi lucunya si bocah, dan tentunya kalau pas mereka ngomong, harus disimak baik-baik. FOKUS ke bocah, niscaya mereka akan keliatan lucunya. kadang-kadang sumber stres ngadepin bocah karena kita enggak fokus sama mereka. kita mendua sama HP, sama kerjaan, sama pikiran yang entah kemana. padahal sekalinya kita fokus pada kelucuan mereka, maka kita bakal ikutan happy! jadilah temen mereka, ikutan main aja gitu.. lihat binar binar di matanya.. duuuh.. masak iyaa happynya masih nggak nular?

2. sebelum pulang kantor, hempaskan segalanya yang berhubungan dengan kantor
kejadian di kantor enggak selamanya mulus dan manis, tapi nggak fair kan kalau anak-anak yang harus kena imbasnya.. bayangin deh, mereka menanti seharian buat ketemu ibuknya, tapi nyampe rumah ibuknya bete dan marah-marah. kecapekan pula. kalau kamu jadi mereka, gimana perasaanmu? :'(
jadi, sebelum nyampe rumah, wajib banget hukumnya buat menghempaskan segala beban pikiran ttg kerjaan, kalau perlu mulai pandangi foto anak-anak dan bayangkan entar nyampe rumah mau ngapain. nggak jarang, aku biasanya nyiapin oleh-oleh, atau hadiah berupa mainan sederhana yang aku bikin dari kertas bekas. mereka segitunya happy lhoooo.. apalagi kalau begitu nyampe rumah kita udah nyiapin serunya mau main apa sama mereka. balik lagi, kalau kamu jadi mereka, bakal seneng nggak? pastinyaaa...

3. lelah itu pasti. dan wajar. jangan ragu buat minta break dulu.
ini kalau emang bener-bener mood lagi nggak OK, daripada marah ke anak-anak, mending komunikasi ke suami kalau memang butuh break sebentar. bolehlah kita pulang telat, ini lebih baik daripada pulang cepat tapi jiwa dan pikiran nggak sama mereka. recharge diri. walaupun nyampe rumah anak-anak udah tidur ya nggak papa, daripada kita merusak mood mereka kaan..

4. sempatkan buat pacaran sama suami
pergi tanpa anak-anak? sekedar jalan bentar atau makan berat atau makan es krim, tanpa anak-anak, sekali sekali perlu juga dijalanin. untuk sekedar memupuk rasa cinta dan ngebahas tentang betapa lucunya anak-anak. iyaa,, ujung-ujungnya yang dibahas anak-anak juga sih.. hahaha.. tapi dalam suasana yang fun dan free.. wkwkwk

5. traveling sendiri
aku pernah liat beberapa temenku traveling sendiri. beneran sendiri tanpa anak-anak dan suami.. waduuh.. kalau aku si belum seberani itu. tapi mungkin nggak ada salahnya dicoba nanti-nanti ya.. intinya mah ngasih kebebasan buat diri sendiri gitu.

6. sempatkan buat merawat diri
kira-kira kalau kamu menggendut, muka kusam, bergelambir, kusut, kamu bakal happy enggak? suami happy enggak? yakinlaah kamu pasti sempet kok kalau cari waktu buat olahraga dan merawat diri dengan baik. masalahnya cuman kamu mau enggak mengalokasikan waktu buat diri sendiri? udah terlalu capek jadi nggak sempet? hmm.. coba deeh investasiin waktu buat diri sendiri, pinter-pinternya kita aja ngatur waktu. ini buat investasi di masa tua juga kaan..

naah.. itu diantaranya ya, semoga cukup menginspirasi. kalau kamu sendiri gimana?

wassalamu'alaykum wr.wb.

This entry was posted in

tetap kerja atau resign? akhirnya sudah kuputuskan

Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Buat yang lagi galau-galaunya pengen resign, mungkin tulisan ini bisa menjadi sedikit pertimbangan ya. Oiya, resign disini dibatasi untuk resign karena keinginan pribadi ya, terutama untuk yang alesannya pengen fokus ngurus anak dan keluarga, bukan resign karena diminta suami (atau kesepakatan pranikah sama suami dulu).


Kenapa aku (dulu) pengen resign
Tahun dua ribu lima belas bulan mei tanggal dua puluh empat adalah akhir dari salah satu penantian panjang keluarga kami. akhirnya setelah menunggu lebih dari dua tahun, kami dikaruniai seorang putra lucu, yang kami beri nama Muhammad Gentza Alvaronizam. Saat itu masih berlaku ketentuan cuti melahirkan selama 1 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan setelah melahirkan, yang artinya ketika Gentza berumur 2 bulan, aku harus mulai masuk kerja.
Mamak baru mana yang enggak galau yaa.. kami tinggal di rumah kecil di Jombang, Ciputat, kerja di lapangan banteng. Setiap hari paling tidak kami harus berangkat jam 06.00 (lewat dikit) dan tiba kembali di rumah paling cepat pukul 19.00 WIB. Capek plus ditambah dengan Gentza yang sempet bingung puting sekitar semingguan cukup bikin aku sedih dan nelangsa.. Muncullah pertanyaan-pertanyaan dalam diri macem:
"Sebenernya apa sih yang kamu cari Dee? kerja buat keluarga tapi kamu ninggalin anakmu di rumah, sebagian besar waktumu habis buat di jalan dan di kantor.."
" rizki keluarga udah dijamin sama Allah, kalau kamu resign, nggak akan berkurang sepeserpun rizki buat keluargamu.. udah di rumah aja ngurus anak.. Al ummu madrasatul ula.. masak anakmu malah diasuh uti?"
dan berbagai pertanyaan lain yang intinya kurang lebih serupa.

Tanggapan Suami
Akhirnya dalam perjalanan PP kantor-rumah, aku ngobrol-ngobrol lah sama suami, tentang segala kegalauan yang kurasakan, plus sekaligus minta restu beliau. inti dari diskusi itu adalah suami mengijinkan kalau aku mau resign, setelah menyelesaikan ikatan dinas. as long as aku happy ngejalaninya aja dan nggak menyesal kalau resign. gitu katanya. beliau juga sependapat dan menyakini bahwa rizki keluarga insyaaAllah sudah ada jalannya.
alhamdulillah, akhirnya restu suami sudah dikantongi,, jadi tinggal memantapkan hati dan persiapan diri ya..


Persiapan
masuk lah ketahap persiapan.. jadi sejak saat itu, aku jadi semacam counting down gitu nunggu desember 2020 buat resign. mulai mikirin ntar kalau udah resign mau NYAMBI ngapain biar NGGAK BOSEN di rumah. biar tetep punya KESIBUKAN dan NGGAK MATI GAYA. aku juga mulai baca-baca tentang bagaimana pengalaman orang-orang yang resign dan lain-lain. oiya, waktu itu beberapa kali aku jualan jilbab, bikin bros, ikut MLM itu tuh juga, intinya biar bisa SURVIVE walaupun resign.
selain itu, aku juga ikut kuliah ibu profesional sampai tahapan bunda sayang. disitu aku dapet banget poin yang bahwa jadi IBU DAN ISTRI pun walaupun di rumah alias kerja di ranah domestik, tetep harus berkarir dan berprestasi. harus jadi Ahli Gizi keluarga, jadi Menteri Keuangan, jadi Konsultan Pendidikan, dan karir keren lainnya.


Titik balik

 Titik balik dari kenapa pada akhirnya aku memutuskan untuk enggak jadi resign sebenarnya terjadi pada pertengahan 2017, beberapa waktu setelah Ziya lahir. Ada beberapa triggernya:

1. Dengerin sharing dari Pak Kabag

Kepala Bagian (Kabag) di kantorku adalah seorang family man, beliau, di tengah suasana kantor yang lagi gencar-gencarnya mempromote value qerja qeras bagai quda 7x24 jam, dimana pulang ontime adalah tabu, si Bapak ini justru mengingatkan sebaliknya. Beliau tak jarang menegur jika kami, terutama para ibu-ibu masih di kantor sampai malem. satu pesan beliau yang aku inget "kamu menikah dengan suamimu, bukan dengan kantor. jadi jangan sering-sering lembur. urus keluargamu.." di suatu kesempatan lain ketika aku harus Rapat dalam kantor di luar jam kerja (RDK) bareng beliau, beliau bilang "kamu udah izin suamimu kan? jangan sering-sering pulang malem, aku aja kesel kalau istriku pulang malem." Duhh Pak.. idamaan..
ah iya, 1 lagi, beliau juga seriiing banget cerita tentang istrinya, istri beliau adalah seorang wanita karir. jabatannya lebih tinggi malah dari beliau, dan bahkan saat dulu mereka menikah, istri beliau ini udah punya jabatan keren (swasta), tapi satu hal yang beliau selalu sampaikan dengan bangga "sejak hari pertama menikah sampai sekarang, istrinya selalu menyiapkan bekal buat beliau. walaupun istrinya memiliki jabatan yang lebih tinggi, tapi istri beliau selalu berangkat setelah beliau dan pulang sampai rumah sebelum beliau sampai rumah." nah lhoooo... gimana aku nggak mikir mikir kaan..
oiya, apalagi saat itu bertepatan dengan temen sekantorku yang ngajuin resign. Nah pas si mbak-mbak ini ngadep Pak Kabag, dia ditanya macem-macem yang intinya apaa iya kamu harus resign? kamu pengen pindah kemana? kalau bisa saya bantu.. gitu gitu..
dari situ, aku jadi mikir. malu lah sama Pak Kabag kalau alasan resignku nggak KEREN. karena istrinya aja bisa tetep berkarir dan ngurus keluarga dengan KEREN. pikiranku mulai terbuka sedikit demi sedikit disitu..

2. Seminar Abah Ihsan
Suatu hari sekolah kakak ngadain seminar parenting Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) selama 2 hari, aku dan suamiku ikut, anak-anak di rumah. disitu abah ihsan berkali-kali nampar aku. ya nampar tentang perparentingan gitu lah, gimana pengasuhan dll. lengkapnya silakan ikut program ini yaa.. the best parenting seminar ever yang pernah kuikuti.
nah disana abah ihsan bilang: "berapa banyak wanita karir yang akhirnya mutusin buat resign dengan alasan KELUARGA, tapi pada akhirnya sibuk jualan online di facebook.. atau malah jadi sering curhat masalah keluarga di sosmed?
ah iya.. aku jadi inget beberapa kenalan yang resign dan mereka sibuk jualan online. aku jadi berkaca inget dulu aku udah sempet pengen jualan apa gitu, udah kebayang jangan-jangan ntar aku juga gitu, pegang HP 24 jam dengan alasan nyari kesibukan, tapi anak malah nggak kepegang.
Abah Ihsan juga bilang, jangan sampai kalau resign, sibuk ngurus cucian, masak, beberes rumah, trus pas anak ngajak main bilangnya MAMA CAPEK. sementara mama mainan HP. ataaau
pagi-pagi mama ribut-ribut bangunin anak, nyuruh cepet mandi, nyuruh cepet sarapan, ngomel-ngomel, begitu anak dan suami udah berangkat merasa MERDEKA.. 
astaghfirullah..
kok aku potensial gitu banget ya.. hiks hiks hiks.. niatku buat "RESIGN MENGURUS KELUARGA" harus diperdalam lagi ini mah.. harus direnungkan lagiii..

3. Ngerasain Cuti Melahirkan (lagi) dan 3 bulan bersama kiddos menjadi ibu rumah tangga seutuhnya
Alhamdulillah pas dikaruniai anak ketiga bulan Januari kemarin, karena aku cuti H-1 lahiran, jadinya aku ngerasain bener-bener 3 bulan di rumah. Pas itu ngurus 3 bocah dan ngurus rumah berasa.. hmmm.... rasanya pengen gitu ngobrol sama suami pas suami udah pulang, tapi suami kan capek ya, jadi kaya' gimana ya, macem stres dan kaya'nya aku nggak bisa kaya' gini.. haha.. mendadak berasa kudet, trus kalau mau ngesosmed atau ngupgrade diri juga udah rebek dengan daily routines ngurus pasukan. bukannya nggak menikmati sih, tapi merasa kurang waras aja. kebutuhan wanita kan ngobrol, dan itu nggak terpenuhi. mungkin aku yang belum kreatif ngatur waktu ya, atau mungkin aku juga belum terbiasa.. tapi 3 bulan itu cukup buat bikin aku mikir lagi rencana resign.

dari 3 hal di atas, ditambah dengan mulai liat profil orang-orang keren yang tetep bisa mengurus keluarga dengan keren dan tetap kerja dengan keren juga. akhirnya aku mulai ngobrol lagi dengan suami, dan suami? ya tentunya mendukung. as long as aku happy tentu saja..
Apalagi setelah dijalani dengan 2 anak (bahkan 3 anak) saat ini, ternyata nggak seberat yang dibayangkan. kami masih bisa happy jalan-jalan bareng keluarga, masih bisa ikut seminar parenting, masih bisa quality time dengan suami juga..

Nah buat temen-temen yang mau resign karena alasan keluarga, atau lagi galau mau resign atau enggak, coba deh renungkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini:

  1. rinci baik-baik alasan kenapa kamu harus resign.
  2. kalau udah resign rencananya mau ngapain aja? coba bayangin gimana daily routines-mu dari bangun tidur sampai tidur lagi.. dari beberapa yang pernah kubaca, ada orang-orang yang sangat menikmati minggu-minggu awal resignnya tapi kemudian nyesel dan bosan di minggu minggu berikutnya.
  3. me time/refreshing seperti apa yang kamu harapkan? bicarakan ini baik-baik dan clear dengan suami. beberapa orang memilih buat mengagendakan liburan tiap minggu sebagai "kompensasi" atas resign yang diambil. atau ada juga suami yang ngasih istri "libur buat me time" tiap akhir pekan.
  4. rejeki itu pasti, tapi tetep harus kita itung-itung alokasi anggaran keluarga berdasarkan penghasilan suami, jadi gimana skema financial family planningnya?
  5. meningkatkan diri biar nggak kudet dan melampiaskan keinginan buat ngobrol is a must biar mamak tetap waras. coba mulai dipikirkan gimananya, sebaiknya jangan sampai jadi mamak mamak yang suka ngeluh dan ceritain masalah rumah tangga di sosmed. kenapa? karena 2% mungkin akan bersimpati dan bener-bener peduli. sisanya cuman skip atau nyinyir di belakang. ya ngapain.. 
  6. pastikan apapun nanti keputusannya, kita harus HAPPY dan nggak nyesel. kenapa? karena HAPPY MOM, HAPPY FAMILY. klo ibunya bahagia, insyaaAllah anak-anak dan suami juga bakal bahagia. klo ibunya stres karena kerja/atau di rumah, bisa kebayang siapa yang bakal kena imbasnya.. ya khaan.
  7. apa lagi ya, ntar di update kalau udah kepikiran ya.
Nah, karena dengan mempertimbangkan hal-hal itu, aku akhirnya jadi enggak pengen resign. aku makin mantap buat lanjut kerja.
eits. tapi bukan kerja sembarang kerja. rugi banget. karena aku udah mengorbankan banyak waktuku untuk kantor, otomatis aku harus berkarir dengan keren di kantor. karir nggak melulu jabatan ya. maksudku bekerja dengan sebaik-baiknya kerja. nggak asal nyampe kantor aja.

sekian dulu sharingnya ya..
apapun pilihan kita, pastikan kita BAHAGIA! dan tentunya dapat restu dari suami ^^

wassalamu'alaykum wr. wb.

SAFI: kubelum pernah sejatuh cinta ini :")

Skincare yang cocok buat aku?

Jadi kan, memasuki usia 30 dengan anak yang udah 3 orang, cukup membuatku buat wajib sadar banget ngerawat diri. sekitaran sebulan lalu, ceritanya kupergi ke klinik kecantikan langganan dari jaman awal kerja (dimana aku udah 3 tahunan nggak pernah kesana lagi.. wkwkwk), disana seperti biasa kan, sebelum treatment, aku ketemu sama dokternya dulu. trus atas rekomendasi beliau, ditreatment lah wajahku yang udah lamaaa banget nggak perawatan ini. singkat cerita, setelah muka dipencet-pencet perih, kuharus bayar hampir 900ribu rupiah.. hiks.. beauty is pain. and expensive.
pulang dari sana, bawa krim pagi, krim malam, sunblock yang lengket, semacem micellar water, sama facial wash.
kusabar-sabarin make nih produk, yang ada mukaku ngelupas dan mengering, seminggu dua minggu tiga minggu berlalu bukannya jadi cling malah jadi bersisik. asli klo dipakein bedak tuh jadi ky ileran dimana-mana.. hikss.. *mewekdipojokan
sampai akhirnya suatu hari aku liat flashdeal di Bukal*p*k, Ada sepaket:
PAKET SAFI AGE DEFY FULL SET REGIME terdiri dari: 1x AGE DEFY CREAM CLEANSER 50gr 1x AGE DEFY SKIN REFINER 100ML 1x GOLD WATER ESSENCE Gold 30ML 1x Age Defy Radiant Day Emulsion SPF 25 PA++ 25gr 1x Age Defy Youth Elixir 29 GR

seharga Rp 296.350,-

wow..
kok murah.. mayan murah untuk dapet 5 biji produk gitu ya.. soalnya sebelumnya aku sempet pake produknya orif*a*e yang harga katalognya sejutaan itu, hasilnya pelan tapi pasti sih, nggak bikin putih juga tapi muka bersih hampir nggak pernah jerawatan. cuman lama-lama ku nggak tlaten, dan krim-krimnya mayan lengket di wajah. jadi suka rebek sendiri, berangkat kerja make krim, nyampe kantor udah kena asep trus muka jadi kileng-kileng kumuh gitu.. wkwk.. atau make krim di kantor tapi asli takes time..
fufufu.. dasar akunya aja yang nggak telaten.

Balik lagi ke si SAFI ini.
naaah, pas produknya udah nyampe, setelah anak-anak tidur ku unboxing. kemasannya mewah keemasan gitu yaa..
dan emang ada kandungan emas di produknya.

dan mulailah kupakai satu persatu.


SAFI AGE DEFY CREAM CLEANSER 50gr
teksturnya kental padet, warnanya putih semi gold. trus wanginya tipis banget, sama sekali nggak menyengat. pas pertama nyoba aku langsung jatuh cintaaaa!!! di wajah tuh lembut banget kan, pas wajah udah dibilas, sisik di wajahku pada rontok kaya' daki. asli lah. padahal sama sekali nggak ada efek panas atau keras lho di wajah.. tapi bener-bener si kulit mati (?) atau apalah yang membentuk kelupasan-kelupasan di wajahku itu pada rontok.. dan begitu ku bilas lagi, wajahku jadi kenyal kenceng tapi nggak kering. lembut-lembut gimana gituu..
aku sampe ngaca berkali-kali dan minta ibuku buat megang wajahku..
hahaha..
lebay yak..

SAFI AGE DEFY SKIN REFINER 100ML
beres pakai cream cleanser, aku pake skin refiner. ini macem micellar water gitu ya, jadi ditetesin ke kapas trus diusap lembut ke wajah. wanginya sama kaya' cream cleanser (dan 3 produk lainnya juga sama) lembut tipis nggak menyengat sama sekali. skin refinernya biasa aja si di wajah, seger dan nggak lengket.

 SAFI GOLD WATER ESSENCE Gold 30ML
lanjut pakai gold water essence. si gold water ini beneran ada ekstrak emasnya deh, apa ya namanya klo dibilang serpihan juga bukan karena bentuknya tipis kecil kecil gitu.. minusnya sih ngeluarin dari botolnya susah, botolnya keras nggak bisa dipencet, tapi si cairan juga netesnya dikit banget.. haha.. PE ER. tapi it's OK, karena si gold water essence ini cepet banget meresap di kulit, dan bikin kulit kenceng (bukan ketarik ya), dipukpuk di wajah nggak lama langsung meresap kering. lagi-lagi sama sekali nggak lengket.

 Safi Age Defy Youth Elixir 29 GR
ini aku pakai sebagai pengganti night cream. pertama karena aku nggak beli night creamnya, takutnya si night cream lengket padahal kumau cium-cium baby kan, suami juga nggak suka kalau kupakai night cream produk lain yang biasanya lengket, jadi sepertinya aku nggak akan beli nightcream. balik lagi ke si youth elixir ini, bentuknya cair, ada pipetnya. sebelum pakai harus kita kocok dulu biar nyampur. pas udah dipakai, sama kaya' safi yang lain, cepet meresap, wanginya tipis banget, dan sama sekali nggak lengket. wajah jadi kenceng-kenceng lembut gitu deh. sukaaaaaaak :')

Safi Age Defy Radiant Day Emulsion SPF 25 PA++ 25gr
waktu itu aku nyobanya kan malem-malem ya, pagi pas bangun tidur, alhamdulillah nggak terjadi alergi apapun, si wajah masih tetep lembut. nggak ada efek licin atau gimana setelah cuci muka,  mungkin itu pertanda si rangkaian perawatan meresap dengan sempurna :')

paginya aku pakai seperti biasa, cuman si youth elixirnya aku ganti dengan Safi Age Defy Radiant Day Emulsion SPF 25 PA++ 25gr. day creamnya ini nggak lengket juga lho.. ringan di wajah. bahkan pas tadi pagi kupakai olah raga, di wajahku nggak ada garis antara kringet dan cream.. wkwk.. ada yang pernah ngalamin nggak, pake cream wajah tapi pas kringetan di atas bibir itu ada garis cream.. hiks.. aku suka gitu kemarin-kemarin.. naah ini aku pake si day cream tanpa ditambahin bedak udah langsung rata aja dan nggak nempel-nempel. nggak lengket. pas kringetannya aku usap di kaos pun (ups) nggak nempel di kaos.. bwahaha.. gimana aku nggak jatuh cintaaaa

jadi??
insyaaAllah aku cocok sama sepaket ini. bahkan kumau pake bedak aja sayang, soalnya di wajah udah enakan gini sih :")

kalau kamu cocokan pake apa?

Jumat, 20 Desember 2019

Liburan Keluarga


Salah satu cita-citaku dalam berumah tangga adalah: WAJIB JALAN-JALAN rutin bareng keluarga.
alhamdulillah, suamiku pun punya cita-cita yang sama.. bahkan beliau lebih "gila" jalan-jalan dibanding aku..
dari situ, akhirnya kami selalu mengalokasikan budget khusus untuk traveling (entertainment). caranya? ya kami alokasiin sekian persen dari penghasilan kami tiap bulan buat tabungan jalan-jalan. ah ya, tentang bagaimana mengatur keuangan keluarga ala kami, insyaaAllah kapan-kapan ku bahas ya..

Btw, jangan bayangin kami travelingnya yang hebring dan explorer gitu ya. pada prinsipnya kami adalah tipe pasangan yang mager dan budget-concern.. wkakak.. jadi klo udah jalan, kami nggak selalu menjelajah kemana-mana.. apalagi dengan bawa pasukan yang kicik kicik.. kira-kira alur traveling kami seperti ini:
  • tiap bulan nabung sesuai budget yang ditentukan
  • diskusi bareng suami menentukan tanggal berapa aja kami bakal travelling dalam setahun: skemanya 3 bulanan untuk yang naik pesawat/kereta (vacation/ambil cuti), bulanan untuk yang naik mobil pribadi (biasanya wiken, cuman staycation atau klo cuti ya paling nambah sehari). oiya, dari yang 3 bulanan itu, salah satunya yang jarak jauh banget atau budget mayan tinggi dan agak lama..)
  • mulailah kami (suami sih) bakal pasang mata nyari promoan tiket pesawat/kereta/hotel/wisata.. dan promonya nyari yang nggak tanggung-tanggung.. pernah kami tuh ke Malaysia nginep di apartemen yang harganya diatas sejuta per malam, tapi cuman bayar 500k selama 2 malem. aslik.. keren banget emang paksu inii :*
  • oiya, pas nyari tiket2 itu nggak sertamerta semua langsung dibeli.. eh maksudnya gini, jadi klo sekarang lagi promo hotel, yaudah tuh kita beli tiket hotel. yang artinya kita sekaligus memutuskan tanggal itu harus liburan ke situ. next klo ada promoan tiket pesawat/kereta baru kita pesen buat tanggal segitu.. gitupun sebaliknya.. nggak jarang nih, hotel udah dikantongin, tiket kereta/pesawat baru dibeli pas udah deket jalan, atau baru beli berangkatnya, ntar pulangnya masih nunggu promoan lagi.
  • deket-deket hari H, biasanya sebulanan lah, kami mulai tuh saling share link mau ngunjungin apa aja (ini biasanya TEMPAT MAKAN) wkakakak.. klo tempat wisata, biasanya cuman 1 atau 2 tempat wisata, sisanya tempat makan.. bikin itenary kecil-kecilan yang sangat tentative. namanya juga bawa bocah 3..
  • oiya, ngomong-ngomong tentang BAWA BOCAH 3, ini juga salah satu alasan kenapa kami (khususnya untuk liburan yang lama dan jauh) harus nyari hotel yang bener-bener nyaman dan aksesnya gampang (dan harganya promo. wkwk) soalnya bakal banyak hal tidak terduga saat nanti nginep, misal: anak-anak ngambek gk mau jalan, ada yang sakit, pada mager, gk kondusif, dll, yang akhirnya akan membuat kita banyak-banyak stay di hotel dan cuman makan online - atau suami yang keluar buat nyari makan.
  • trus pas packing, kami usahain seminimal mungkin bawa baju (dewasa), sependek pengalaman traveling kami, kami biasanya cuman bawa 1 koper kabin, plus 1 ransel. koper kabin isinya baju2 semuanyaaa, dan ransel isinya baju ganti anak-anak.
bersambung yaa.. ini bakal panjang.. hehe..
insyaaAllah dilanjutkaan..







memaknai bertambahnya usia

barakallah fii umrik Mbakdee!
welcome to 30!

hmm..
sebuah renungan datang melintas dalam fikiran,
dulu, saat kita masih kecil, orang tua kita begitu menanti usia 1 tahun kita. mungkin telah disiapkannya kue ulang tahun atau bancakan untuk merayakannya. pun tahun tahun berikutnya saat kita begitu lucu-lucunya.
makin besar, kita punya teman-teman yang memperhatikan, tengah malam dikirimkannya ucapan-ucapan ulang tahun, bahkan kejutan indah dari mereka yang tetiba datang di depan rumah atau kosan..
hingga tiba saatnya halaman sosial media kita dipenuhi dengan ucapan selamat ulang tahun, orang-orang auto ingat kita ulang tahun (bahkan orang yang tidak kenal kita) karena sosial media dengan baiknya mengingatkan mereka tentang ulang tahun kita.

lalu, datanglah masa ketika hanya segelintir orang yang mengingatnya, mungkin hanya suami/istri, anak, dan atau orang tua/keluarga..
kecewa?

hmm..
ulang tahun, apalagi hari ini ke-30 tahun, tiba-tiba menyadarkanku tentang makna lain dari sekedar angka.
ulang tahun, tidak lagi bukan tentang siapa saja yang mengingatnya, lalu mengucapkannya..
ulang tahun, justru adalah pengigat bagi diri kita. diriku sendiri. bahwa sudah 30 tahun yang aku lalui, dengan berbagai dosa dan khilaf yang sangat menyedihkan untuk dikenang, semoga Allah SWT berkenan memberikan ampunan..
di usia ini, aku masih saja merepotkan ibuku dengan segala kegiatanku.. dimana seharusnya beliau tinggal duduk menikmati masa tuanya.
di usia ini, harusnya aku mulai kembali bangkit untuk mengisi usiaku dengan hal-hal yang positif.
itulah kenapa, bismillah bi idznillah, aku berusaha mendaftar beasiswa. semoga Allah meridhoi setiap langkah dan perjuanganku, memberikanku kemudahan dan kelancaran, agar apa yang aku cita-citakan dapat tercapai.
aamiin ya Allah..

Jumat, 06 Desember 2019

Welcome to my Office: Sally!

hari ini akhirnya memberanikan diri buat bawa Sally ke kantor. Nggak bareng ayah, karena ayah belum siap buat pulang malem bawa sepeda di debut pertamanya ngegowes. oiya, akhirnya aku (pas ngetik tulisan ini) mutusin buat ngasih nama sepeda ini dengan Sally. sepeda ayah namanya Peter. jadi mereka adalah Peter-Sally. aah.. inspired by the love story of the artists couple: Peter and Sally Saul. you can read about their love story at this link.

Lanjooot..
jadi setelah semalem deal sama ayah kalau pagi ini aku ngegowes, sementara beliaunya tetep naik motor, jadilah kami ngebujuk anak-anak buat libur sekolah.
kakak sih sebenernya pengen sekolah karena sepatu barunya baru dateng, tapiii dengan bujuk rayu bunda bahwa mainan jam kakak jumat pagi ini dateng (padahal dari kamis sore udah di tangan bunda.hahaha.) akhirnya kakak deal buat hari ini libur. ziya? dia mah masih nurut nurut aja.

singkat cerita, paginya ayah masih donk nanyain keseriusanku mau gowes beneran atau nggak. ckckck.. tapi yaaa, karena sepeda ini udah dibeli dari kapan tau (ehm.. 18 november 2019 - 3 lalu!) dan udah berapa kali gagal gowes karena banyak drama: - ban depan gelembung jadinya pas dinaikin bunyi. trus pas mau digowes ke bengkel ternyata ban belakang bochor. jadilah keluar duit buat ganti ban dalem belakang + ganti ban luar yang depan... aku nggak mau dooonk sepeda ini kelamaan nganggur trus ujung2nya harus keluar duit buat ke bengkel karena bannya kempes atau apalah.
jadilah sesuai rencana aku gowes (dengan catatan pulangnya mungkin bakal naik ojek - sepeda tak tinggal kantor. hahaha)
akhirnyaa jam setengah 7 pagi ku jalan. awalnya ayah sempet ngikutin di belakang, tapi karena ku lama, jadi ayah duluan.. :p

jalan santai (padahal mah aslinya jiper) hahaha.. akhirnyaaa sampai juga di kantor.
ini penampakan sepedanya!
Sally: element pikes 8 speeds.
alhamdulillah..
mulai aja duluu..
walaupun semangatnya belum yang excited banget buat ngegowes (karena aslinya aku tetep lebih suka sama diva - fixie) trus pengen sepeda lipet ini karena lebih portable buat dibawa dan disimpen di apartemen yang spacenya cuma segitu gitunya itu..
apakaah aku bakal gowes tiap hari?
bisa jadi enggak.
mungkin cuma beberapa kali dalam ~sebulan~ seminggu.
yaa pokoknya mulai aja dulu

capek?
mayaaan.. dasar renta jarang banget olah raga siii
:p

Selasa, 03 Desember 2019

bersepeda LAGI

finally memutuskan buat beli sepeda lagi.
untuk apa?

itu dia.. untuk apa ya..
jalanan Jakarta begitu sesak dan ugal-ugalan. anak-anak juga kan sekolah yang bikin makin nggak fleksibel buat sepedaan.
nyaliku juga udah ciut banget dibanding pada masa dulu waktu masih nekat gowes di jalanan ibu kota.

trus untuk apa beli sepeda?
:/

pengen mencoba hal yang baru aja kali ya,
sekaligus memaksa diri buat olah raga.
lebih tepatnya buat memotivasi suami biar lebih rajin olah raga.

yaah.. mungkin Desember ini adalah waktu yang paling pas buat mulai sepedaan ke kantor, karenaa anak-anak sekolah pada libur jadi jalanan lebih sepedasiawi.
heuheu..


let's back - bike to work!

semakin dewasa, semakin merasa sepi?

Semakin dewasa, semakin merasa sepi.
bener nggak sih?
berawal dari saat kita masih kecil dulu, masalah hidup kita tidak seberapa, ada orang tua yang selalu membackup..
kemudian beranjak remaja-lah kita, ada sahabat tempat hahahihi dan curhat,
menangis sambil cerita bukan masalah, apapun bisa kita sharing tanpa merasa terhakimi..

kemudian, setelah berkeluarga, kita menjauh masing-masing dari sahabat-sahabat kita, dengan segala kompleksitas masalah dalam hidup kita..
di saat ujian dan beban hidup makin komplek, di saat itu pula kita tak lagi bisa dengan gampang curhat ke orang tua - karena itu bisa jadi membebani pikiran mereka. pun tak lagi ada sahabat yang bakal setia setiap saat mendengarkan setiap kita curhat. karena? mereka juga punya masalah hidup masing-masing, yang - karena sudah merasa dewasa- tidak "pas" untuk mereka sharing.

dewasa..
adalah sebuah titik dimana kita sebagai manusia dianggap sudah mampu hidup sendiri. bahkan, tak jarang kita harus ikut mengampu masalah-masalah besar orang-orang di sekitar kita.
pasangan hidup tetap saja adalah orang asing, tak selalu pasangan hidup menjadi orang yang bisa dengan legowo mendengarkan segala keluh kesah kita tanpa menghakimi.
"I know.. it's OK.. cheers up! don't give up! aah.. I feel u.. so, what do you want? what can I do for u?"

menjadi dewasa itu really doesn't easy.
kita bukan wonder woman.. ada kalanya kita butuh sekedar bersandar, atau tersungkur menangis melepas sejenak segala beban..
merasa lelah itu wajar, bukan?

Senin, 02 Desember 2019

hunting beasiswa? OK, Bismillah!

bismillah!

Berawal dari mulai merasa hidup kurang challenging, ditambah dengan isu gonjang-ganjingnya kantor suami,, akhirnya mulailah tercetus ide untuk nyari beasiswa. saya? hmm.. awalnya sih suami yang nyari beasiswa, lalu saya ngikut cuti di luar tanggungan negara seperti ide semula...
tapiiiiii............ tiba2 ada pengumuman beasiswa FETA yang secara persyaratan saya bisa ikut. maklum, bagi lulusan S1 dengan IPK kurang dari 3 (hiks) makin sedikit peluang beasiswa yang bisa saya ambil. mostly beasiswa ngasih syarat IPK minimal 3. Naah FETA ini alhamdulillah ngasih syarat IPK 3nya sebagai akumulasi dari DIII dan S1. inilah jalannya! menurut saya, jadi wajib dicoba..
dengan tenggang waktu persiapan yang cuma 3 minggu, dengan kondisi otak yang udah lama vakum nggak dipanasin buat ngerjain TPA/TOEFL, dengan dukungan suami, akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar. mencoba peruntungan? NOPE. saya tidak percaya keberuntungan, saya percaya kerja keras kita, ikhtiar kita yang bisa merubah atau mendekatkan takdir Allah SWT.
Bekerja keras, berencana yang matang, dan harus tawakal, berserah hasilnya pada ridho Allah SWT semata.
serius mau ambil beasiswa? anak-anak gimana?
seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, semua harus direncanakan dengan matang. kalau skenario kita aja udah indah, nggak kebayang kan gimana rencana Allah SWT yang pasti udah INDAH banget dan dijamin terbaik untuk kita. ready for the best, prepare for the worst.

jadi, kenapa beasiswanya sekarang? nggak ntar nunggu anak-anak lebih gede?

  1. Karena kalau ambil seleksi beasiswa dari sekarang, paling cepet kuliah tahun 2021: gentza 5-6 tahun, ziya 4-5 tahun, izan 2 tahun, gentza dan ziya belum masuk SD, jadi masih masa main-main, insyaaAllah nggak mengganggu jadwal sekolahnya, sementara izan udah lulus S2 ASI, jadi mamak bisa tingggal tinggal buat sekolah.
  2. Karena kalau ambil seleksi beasiswa dari sekarang, belum tentu langsung lulus.. HAHAHA..bukan berarti pesimis ya, tapi kita harus siap dengan berbagai kemungkinan, dan harus punya timeline plan A, B, C, D nya kalau mau ambil beasiswa.
trus skenario klo lulus gimana?

  1. jadi kan, karena bakal sekolah, saya targetnya ya luar negeri full laah.. kapan lagi bisa keluar dari jakarta kaan... anak-anak insyaaAllah ikut. suami? insyaaAllah harus fighting buat dapet beasiswa juga. bukannya suami nggak bisa ambil beasiswa ya klo statusnya masih dipekerjakan? bismillah, kalau saya lulus, suami akan alih tugas jadi pegawai tetap dan berusaha buat dapet beasiswa juga. mudahkan dan lancarkan ya Allah... aamiin..
  2. kalau nggak dapet full luar negeri? dapetnya linkage? yaa saya ambil yang di jakarta aja, nanti suami tetep cari beasiswa juga untuk luar negerinya ya.
  3. kalau dapetnya dalem negeri aja? alhamdulillah rejeki. hehe.. balik ke bintaro, kuliahnya ambil UI jakarta.
skenario udah mateng, sekarang persiapannya gimana?
  1. udah daftar buat tes TOEFL dan TPA akhir pekan ini, semoga nilainya bagus, kalau nilainya nggak cukup, mau ambil kelompok ke-3 yang ujiannya nanti Januari.
  2. Belajar! berusaha belajar di setiap kesempatan, sampe beberapa kali pengen nangis gegara tiap kali latihan soal banyak jawabanku yang salah.. huhuhu... it's OK dee.. it's OK. yang penting kamu berusaha, hasilnya MUTLAK prerogatifnya Allah SWT.
tinggal seminggu persiapan, tapi nggak papa, pokoknya yakin dulu aja, berusaha dulu aja..
insyaaAllah hasilnya yang terbaik pastinya. aamiin

Semangat Dee! ^^

termotivasi untuk memotivasi diri

woaaaah... kembali lagi kesini....

cuma mau bilang, Hellooooo World!
akhirnya setelah berbulan-bulan hidup klantang kluntung tanpa motivasi yang besar,, yang anteng aja gitu di zona nyaman...
aku mengambil keputusan yang well, cukup besar.

apa itu?

heuheu..


well, yang ini nanti kuceritain klo udah ada hasilnya deh..

oiya, selain yang satu itu, sekarang aku lagi memotivasi diri buat rajin jalan kaki.
hah? jalan kaki? doank? bukan lari???

heuheu..

iya seriuuus, jalan kaki, dengan target yang cuma 5000 langkah sehari >.<
tapi ini asli mendingan banget si menurutku, soalnya sejak tinggal di apartemen ini, aku jadi jaraaaaang banget jalan kaki.. jalan cuma ke arah lift, ke lobi apartemen, naik motor, paling banter jalan lagi nganter kakak dan yaya ke kelas bolak balik, trus dari lobi kantor ke ruangan. mondar mandir ke ruang pumping-kamar mandi. trus pulang kerja.. udah.. tembus 1000 langkah aja keknya enggak.

trus?
kalori yang masuk ke tubuh beribu ribu tiap harinya (gk tau dah nggak ngitung), belum ngopi yang bisa 2x sehari + 1 cangkir gede teh juga..
huwaaaaaaa


jahat banget gk si aku tuh sama tubuh sendiri..

makanya niih, demi demi demi.. aku mulai nambah jalan kaki sore/pagi.. minimal 5000 langkah aja harus terpenuhi.. kadang2 sambil lepas kacamata juga sih, biar matanya istirahat (semoga gk kesandung ya).

sebenernya, deeply inside, pengen banget gitu ngajak suami jalan juga.. ku pernah liat temen kantor yang suaminya pejabat eselon II di seberang, mereka kalau pagi jalan kaki berdua di lapangan banteng..
pengen ky gitu..
maksudnya ya demi kesehatan bersama sih, sekalian bonding. haha
tapi ya, karena suami masih belum bersemangat buat olah raga dengan berbagai pertimbangan beliau,, jadi yaudah aku jaga kesehatan diri aja lah..
at least, harus ada yang sehat kan yaa.. *opoiki.
semoga Allah SWT membuka hati beliau untuk hidup sehaat dan ganteng seperti dulu.
aamiin

#malahcurhaat

Okay, besok kita sambung lagi ^^
insyaaAllah