Senin, 30 April 2018

Mengapa resign? (1)

bekerja di tempat yang menangani HR, tentunya nggak jauh-jauh dari ngurusin pengelolaan pegawai ya.. salah satu hal terberat (cieh) yang dihadapi adalah ketika ada pegawai yang mengajukan diri untuk resign.
beuuh berat apanya mba? embuh.. wkwk.. prosesnya panjang,, temen sebelah sih yang ngerjain. paling aku cuman cukstaw aja..
sepanjang karir disini, ada beberapa alasan mengapa pegawai memutuskan untuk resign, diantaranya:
1. ingin fokus mengurus keluarga
beberapa pegawai memutuskan untuk resign karena ingin fokus mengurus keluarganya. disini ada yang anaknya berkebutuhan khusus sehingga sang ibu merasa berat jika anak harus bersama pengasuh. ada juga yang suaminya memang menginginkan istrinya fokus di rumah mengurus anak dan suaminya. beberapa case lain, ada para suami yang rela resign untuk mempertahankan rumah tangganya. banyak case ya, intinya orang-orang yang pada akhirnya mengambil keputusan untuk resign karena alasan keluarga pasti sudah mempertimbangkan banyak hal ya, mulai dari keyakinan bahwa rizki sudah pasti dijamin Allah, serta ke-samawa-an rumah tangga yang insyaaAllah akan lebih baik jika pegawai tersebut memutuskan resign.

2. kebutuhan ekonomi tinggi, ada tawaran lain yang lebih cihuy
nah, ini juga salah satu alasan lain.. yang namanya penghasilan di pegawai negeri kan memang nggak segitunya banyak pilihan ya. istilahnya "klo mau KAYA jangan jadi PNS." hehe..
faktanya memang semakin kesini penghasilan pegawai sudah relatif lebih baik ya dibandingkan dulu, tetapi tetap saja definisi lebih baik ini jika disandingkan dengan kebutuhan tiap orang tentu menjadi berbeda makna ya.. cukup atau kurang, tentunya tidak bisa begitu saja dijudge tanpa melihat beban tanggungan dan atau gaya hidup seseorang. nah, ketika sumber penghasilan sebagai pegawai tidak lagi mencukupi, sementara di tempat lain ada tawaran yang lebih cihuy, secara normal pegawai tidak akan pikir panjang lagi. resign saja lah..

3. karir mentok
kerjaan makin tidak masuk akal, tapi karir disitu-situ aja.. yaa nggak ada salahnya memilih untuk resign dan mencari tantangan plus karir di tempat lain. yup.. apalagi ada tawaran di tempat lain ya..
kadang-kadang para petualang dan pecinta tantangan bahkan tidak mempertimbangkan peningkatan dari sisi finansial. yang mereka cari adalah ruang aktualisasi diri. Nah jika di kantor yang lama sudah tidak lagi ada peluang karir, maka pegawai macam ini akan clingukan untuk mencari peluang di tempat lain. Jenis pegawai ini biasanya bukan pegawai yang biasa aja ya, mereka biasanya punya nilai jual juga, tapi tidak cukup keren untuk segera diberi karir lebih baik oleh atasan. akhirnya? resign atau mutasi/promosi ke unit lain.
ada? ada laah..

lanjut besok ya, ngantuk

Jumat, 27 April 2018

kerja atau keluarga?

beberapa kali aku mendengar dari beberapa orang yang sangat berdedikasi tinggi pada kantornya, yang "rela" dan "berprinsip" bahwa "kita harus profesional, mendahulukan kepentingan kantor dibanding kepentingan keluarga!".
di kesempatan lain saya mendengar pula bahwa "HP saya selalu on 7x24 jam, kapan pun dini hari pun saya siap bangun dan bekerja, untuk kantor."
saluut yaaa... saluuuut... mungkin memang negara ini butuh orang-orang serupa itu kali ya biar bisa maju. kali.. mungkin.. atau mungkin juga nggak?

hmm.. jadi ingat di salah satu forum parenting, pematerinya menceritakan bahwa ada seorang pejabat yang begitu sibuk mengurusi rakyat hingga tidak mengurusi keluarganya,, ketika anak pejabat itu bertanya mengapa? si pejabat bilang bahwa beliau sibuk mengurus umat/masyarakat.. kemudian si anak berkata "aku juga umat/masyarakatmu.."
di lain kesempatan, pernah juga membaca tentang "jangan sampai kita begitu dicintai dan dihormati oleh orang-orang, tapi keluarga kita sendiri justru tidak mencintai dan menghormati kita."

Pernyataan menarik ini beberapa kali ditanyakan dengan versi berbeda pada saat wawancara kemarin, intinya semisal kamu udah pulang trus tetiba ada urgent banget, sehingga kamu harus balik ke kantor, apa yang akan kamu lakuin?
hmm.. menurutku sih sebenernya ini pertanyaan yang bisa dijawab secara normatif ya.. ehehe.. tapi amazing juga sih jawaban orang-orang ada yang begitu idealisnya..
klo menurutku sih, situasi urgent kan nggak tiap waktu ya, sekali-sekali doank gitu.. ya nggak papa juga sih harus balik kantor. walaupun sebelum memutuskan untuk balik kantor, ya kita liat dulu, harus banget kaah kita ke kantor, atau bisa diatasi dari rumah.
hari ginii gitu lhoo.. teknologi udah makin canggih..

well, di kantor ini nggak jarang juga pulang ontime seolah menjadi aib, menjadi standar bahwa orang kerjanya biasa aja jika dibanding dengan mereka yang pulang malam..
padahal, pada umumnya orang-orang yang pulang ontime justru mayoritas orang yang dengan optimal menggunakan waktu kerjanya. pokoknya semua kerjaan harus kelar jam 5! mereka punya kehidupan lain yang perlu dijalani, makanya waktu kerjanya optimal..
sementara beberapa orang yang pulang malem, (nggak semuanya ya) justru nggak ngapa-ngapain di malam harinya, nunggu malem doank gitu.. ada juga yang siangnya gk optimal, geje, trus begitu sore kelimpungan. time managemetnya nggak OK. bayangin aja klo orang-orang jenis ini banyak, udah negara boros listrik, rugi pula bayar mereka uang lembur.
tapi nggak semuanya ya yang pulang malem gitu,, IMHO sih, klo memang harus lembur, ya lembur. tapi klo nggak perlu, hemat hemat lah listrik negara ini, dan jaga juga kewarasan kita dengan worklife balance, pulang ontime, ketemu keluarga, temen, ngaji, etc.. nggak kerjaan doank..
nah, lembur pun harusnya nggak tiap hari kan ya? klo lembur tiap hari, artinya nggak sehat donk beban kerja pegawai kita, alias kurang orang.. dalam jangka panjang, orang-orang yang lembur, menguras otak dan energinya di depan PC sampai malam tiap hari juga bakal nggak sehat jiwa raganya.. come on, sosialisasi sama makhluk hidup lain bernama manusia, lagilagi biar tetep waras..


nah, jadi, kesimpulannya apa?
hehe... ngelantur ya..
kesimpulannya, kerja untuk keluarga, ya tentu keluarga harus jadi yang utama.. tapi bukan berarti melalaikan pekerjaan kita donk.. tanggung jawab pada pekerjaan juga amanah yang harus kita selesaikan. Namun pada akhirnya ketika dengan bekerja justru keluarga kita terabaikan, bisa jadi kerjaan kita jauh dari keberkahan.. saat itulah resign harus segera diputuskan.


btw, kenapa belum resign juga mba?
lain kali kita bahas yaa.


-dee-


This entry was posted in

pasang surut semangat kerja

hari ini uwow banget ya...
awalnya merasa begitu excited ketika membayangkan project-project kerjaan yang pingin dilakuin.. kemudian muncullaah bahasan-bahasan imaterial di ruangan..
tetiba semangat itu menguap..
ahahaha..


apa sih yang biasanya membuat kamu semangat kerja?
hmm..
pertanyaan menarik ya... ngebahas hal-hal yang bikin semangat kerja di saat kamu sendiri tetiba nggak mood kerja.
self healingnya, kabur ke dunia maya,, ngetik-ngetik gini.

mungkin akan lebih pas klo kita bahas hal-hal yang bikin nggak semangat kerja aja ya..

1. atasan nggak asik
percayalaah.. atasan adalah faktor utama yang bikin seseorang ngerasa semangat atau nggak semangat kerja. mereka yang bilang "I hate monday" biasanya nggak jauh jauh karena atasan membebani kita tanpa bertanggung jawab. mau sebanyak apapun kerjaan, klo atasannya asik, rasanya no issue sih ya. beda klo atasannya nggak asik, kerjaan dikit bikin pingin ngabur, kerjaan banyak? bikin emosi.. hehe..
in this case, so far ini udah bukan jadi alasanku buat nggak semangat ya, atasan yang sekarang asik, alhamdulillah..

2. kerjaan bejibuuun
kerjaan bejibun pastiii bikin badmood... apalagi kalaau temen kerja lain gabut, trus kita kerja sendiri. udah gitu atasan dengan PEDEnya nambahin muluuu kerjaan... yang kemarin belum kelar, yang sekarang udah dikasih tambahan aja... pingin nangiiis klo udah kaya' gini. apalagi klo kerjaan kita spesifik dan rahasia, nggak bisa di share.. hiks.. hiks.. hiks..
solusinya apa? biasanya sih aku bikin to do list kerjaan, urut prioritas dan kandang waktu. kandang waktu itu apa? target waktunya, jadi misal ada 5 kerjaan harus selesai hari ini, ya berarti aku harus rinci masing-masing kerjaan selesai jam berapa. kalau dalam to do list itu ada kerjaan yang nggak rahasia-rahasia banget, dan aman dishare, ya aku coba share untuk hal yang nggak rahasianya. disini time management kudu dipegang banget.
emang sih, klo kerjaan lagi padet, nggak boleh kita cuman mikirin doank di otak "belum ngerjain ini, itu, anu.." TULIS! konon menulis membuat otak kita terbebas dari  keruwetan dan siap berfikir secara terstruktur.

3. perpaduan antara kerjaan bejibun dan rekan kerja yang berisik
Asli ini iyess banget.. klo kerjaan bejibun, paling asik emang klo kita punya "ruang pribadi" buat kerja ya.. temen kerja yang berisik otomatis memecah konsentrasi, bikin pingin emosi jiwa.. hahaha.. padahal klo kerjaan lagi santai, aku sering sih jadi bagian dari keberisikan itu.. tapi klo aku yang lagi butuh konsentrasi, otomatis aku jadi nggak suka sama keberisikan itu..
here I am.. kerjaan bejibun, ruangan berisik... hiks..
solusinya apa? klo ada di kondisi seperti ini, aku biasanya pasang headset.. asli deh butuh beli headset baru. headset yang ini telinganya budeg satu.. padahal udah merk seinsein itu...  yups.. headset adalah "ruang pribadi" yang paling simpel buat escape dari keramaian. no one being hurt (bener gk ini), nggak perlu capek-capek ngungsi karena data yang mau dikerjain bisa jadi ada di tempat lain. males mindah-mindahin.. (oiya, aku dapet fasilitas laptop buat ngerjain hal-hal rahasia. untuk kerjaan yang biasa aku pake PC) mungkin aku perlu ganti pake laptop aja ya, nggak usah pake PC lagi. mungkin nanti target konmariku selanjutnya bekerja pakai laptop aja ya, lebih simpel kemana-mana.) nah selain headset, jangan lupa siapin juga kopi/teh/cokelat dan snack.. world off, headset on.


4. Meja kerja yang berantakan
 Meja kerja yang berantakan bisa juga ternyata ya bikin kerja nggak semangat.. meja penuh dokumen, kertas kertas mbuh, kerjaan yang udah selesai dan belum selesai jadi satu, lengkap dengan kertas bekas dan segala pernak pernik penghias meja yaaang acakadut.. ini juga bikin nggak asik kerja..
solusinya apa? yaaa beberes meja lah..  biasanya hari jumat gini aku pakai buat beberes meja kerja. a la konmari.. tau kan? klo nggak tau silakan cari bukunya.. hehe.. intinya disini aku kumpulin dulu semua berkas, trus aku pilah pilih mana yang mau dibuang, mana yang udah kelar dikerjain, sama mana yang masih pending.. nah karena kerjaanku banyakan rahasia, jadi si berkas yang mau dibuang ini harus disreder. sementara untuk berkas yang mau diarsip, aku pilih lagi, mana yang aku harus arsip sendiri (rahasia) atau aku balikin ke sekretaris buat di arsip.. nah berkas yang harus aku arsip sendiri pun aku bagi lagi, arsip aktif atau arsip yang nggak aktif. klo nggak aktif berarti harus difile, sementara yang aktif berarti masuk ke GungYu.. hehehe..  pun dengan berkas yang masih pending, idealnya berkas yang masih pending ini buruan diberesin ya,, at least, kita nggak perlu bongkar banyak dokumen, cukup berkas ini aja yang kita utak atik karena masih PR.. oiya, semakin sedikit PR, semakin bahagia akunya.. haha.. kenapa? karenaaa aku evaluasi kerjaanku kemarin trus bikin inovasi gitu.


ntar sambung lagi ya, pumping dulu..
hehehe..
This entry was posted in

Kamis, 26 April 2018

ngurusin seleksi terbatas


holaaaa...
udah lamaaa banget pingin nulis-nulis lagi.. dikit dikit nulis, dikit dikit nulis.. soalnyaa klo mengandalkan memori doank kok yaaa pasti lupa dan ilang kesannya..
heuheu..
akhirnyaaa.. keketik juga.. kemarin kemarin berhenti di draft.. hehe

nah, jadi ceritanya di kantorku lagi ada hajatan gedhe (buatku gedhe.. buat sebagian orang mungkin ya cuma apadeeh gitu ya...) tapi yaah, berhubung ini gawe baru, inovasi, pengalaman baru, aku excited bangeet dapat amanah buat ngurusin. the only one pelaksana dari kantorku yang ngurusin.. wkwk sok banget kamu mbak.

Btw, Seleksi terbatas ini apa sih? ini niih kegiatan di kami yang tujuannya buat ngasih kesempatan secara luas dan transparan buat seluruh pegawai di kantor kami untuk berkompetisi mengisi jabatan eselon IV yang kosong di tempat kami. secara yaa hari giniii... banyak pegawai kami yang millenials,, di saat gaji sudah mencukupi (insyaaAllah) maka orang-orang bakal menggeser tingkat kepuasan mereka pada PENGAKUAN alias EKSISTENSI alias diberi ruang dan kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka bisa dan mampu.. di sinilah wadahnya ya.. nah kenapa disebut terbatas? karenaaa... terbatas hanya untuk pegawai di kantor kami aja, dan yang udah memenuhi syarat aja..
jadi yaa,, hari gini masih jaman orang yang jago cari muka doank yang bisa promosi? ish ish ish.. yuklaah tunjukin diri di seleksi ini! gituuuu....


Jadi kamu ngapain aja mbaak?

1. 13 Maret 2018 -> Persiapan Rapat perdana. 
 sebelumnya Bapak Kasubku udah nyiapin bahan (yang tinggal aku rapiin dikit banget) 😁 lalu kami bahas bersama Bapak Kabag.  dari pembahasan bersama Bapak Kabag ini aku dapet ilmu bahwa Bapak Kabagku memiliki Pride yang sangat tinggi ya.. beliau duduk di posisi beliau ini karena diminta untuk membantu. Konon beliau pernah ditelepon 2 orang dirjen untuk promosi disana, tapi beliau tolak, sementara akhirnya duduk disini, karena Bapak Atas berkunjung ke beliau 2x, makanya beliau mau nerima. Keren ya.. Jabatan itu bukan dicari, hehe.. bener sih, kan jabatan itu jatohnya nanti menjadi amanah, jika kita bekerja dengan baik, insyaaAllah amanah akan datang jika kita sudah pantes. memantaskan diri! (noted). oiya, satu lagi.. menurut Pak Kabag, yang terpenting dari Pejabat itu attitudenya. mau sepinter apapun klo attitudenya buruk, maka akan buruk organisasinya. Disini beliau juga bilang bahwaa atasan itu ibarat orang tua, beliau yang kenal anaknya. Jika bawahan salah maka itu adalah salah dari atasan yang tidak mengenali anak buahnya.. jika kerja atasan bagus, maka itu adalah kerja keras anak buahnya. masyaaAllah... merinding nulisnya. barang langka! Eeeh kok barang.

 2. Rapat Lanjutan dengan Biro SDM dan Biro Umum
Setelah tanggal 13 Maret 2018 Pak Kabag dan Kasub presentasi ke Kapus dan dapat input sana sini, tanggal 14 pagi jam 8 kami rapat bareng Biro Umum dan Biro SDM buat ngebahas teknis pelaksanaaannya. intinya sih nanti ada seleksi administratif (kami dari HR ngirim list pegawai yang memenuhi syarat administratif trus minta eselon IIInya buat nawarin/nyeleksi ke stafnya yang ada di daftar nama.. disini pegawai yang mau ikut wajib tandatangan surat pernyataan), habis itu, pegawai yang lolos seleksi administrasi diminta untuk menyusun paper dengan S&K yang telah kami tentukan, nanti penilaian paper ini blind test, jadi tim penilai nggak tau siapa aja yang nulis paper (aku kasih kode nomor papernya, pas udah mereka nilai semua baru aku tulis tangan deh nama-nama yang nulis paper - 90 lembar guys 👍👍); trus ada psikotes (buat tau kepribadian mereka) trus wawancara dan pemaparan paper, dan di akhir ada wawancara dengan user.  
ilmu yang didapet dari rapat ini adalah bahwa sebagai orang HR, kita harus bisa mendengarkan curhatan pegawai dengan baik. seni mendengar. klo ada yang ingin kita nasihati, usahakan kita dengerin dulu mereka dengan baik, trus pancing mereka buat nyari solusi atas masalah mereka sendiri.. jangan lupa, posisikan diri kita selalu "I feel you", dengan teknik "I feel you" ini, insyaaAllah kita akan lebih mudah masuk ke orang itu.. cucok ya.. noted.

 3. Nyusun SOP
Cusss tanggal 15 nya kami nyusun SOP.. jadi biar selama pelaksanaan acara nanti kami punya panduan. nggak sak dek sak nyet. jadilah SOP kami susun kerangkanya di awal. ini tanggal 15 pagi ya,, tanggal 15 sorenya SOP udah kelar aku rapiin dan kata-katain.. heuheu.. kerja cepaat. kenapa? karena tanggal 17 harus udah naik tayang sist! pluuss Bapak Kasub kami bakal umroh selama 2 minggu, sejak tanggal 21 Maret ini.. Hiks.. Jahaat.. #eeh nggak papa sih.. biar saya belajaar..
ilmu yang didapet apa ya.. ehm.. Well prepared. everything must be well prepared. biar nggak kocar kacir klo ditinggal. noted lagi.


4. Hari-Hari Tanpa si Bapak
jikalau pada umumnya staf seneng ditinggal atasan (jam kosong ya.. heuheu), tidak begitu halnya dengan kami.. seriusan! kereen ya atasan kami, menjadi atasan yang dirindukan.. bukan yang tak dirindukan.. gimana enggak.. atasan kami ini memang atasan langka (sepaket sama atasannya atasan - konon atasan kami rela masuk ke kantor kami - pindah - mutasi - bukan promosi - karena "ngikut" sama Pak Kabag.. bisa bisa aku pun mau ngikut #eeh), beliau pahaam banget segala aturan kepegawaian, beliau selalu punya solusi untuk setiap masalah,, nggak ada cerita deh disposisi turun cuman sebatas contrengan, selalu adaa aja arahan yang bikin kami selaku pelaksana bener-bener cuman pelaksana aja, nggak perlu mumet mumet.. ada masalah dalam kerjaan? eskalasi, bapaknya selalu siap ngasi solusi + turun tangan koordinasi.. pokoknya mah bisa banget bisa jadi role model standar ideal (bukan minimal) jadi atasan. pingin yang gini juga nggak? aah.. semoga makin banyak yang ginian ya,,, one day klo kamu atau pasanganmu jadi atasan, pastiin mereka jadi atasan yang dirindukan kaya' gini yaa.. insyaaAllah aamiin..
nah! jadi gimana nasib kami tanpa atasan? hiks. dikuat-kuatin.. bahkan sebelum Bapaknya umroh, bukannya nitip doa yang keren, aku malah nitip biar didoain kantornya baik-baik aja.. ahaha.. segitu nya yaa.. jadi gimana tadi tanpa si Bapak? alhamdulillah nggak ada masalah yang berarti.. berusaha sebaik-baiknya aja aku kerjanya, macem orang profesional aja.. alhamdulillah Ibu Plh.nya si Bapak juga orangnya baiiik banget dan keibuan, jadi berlalu lah hari-hari dengan baik. Oiya, pas masa ini, tahapannya nungguin orang-orang konfirmasi sekaligus ngumumin juga buat bikin paper.
kendalanya ada nggak? minat orang-orangnya dikit, cenderung cuek malah.. hiks.. padahal udah ngebayangin 70 orang ikut semua gitu ya (70 orang yang memenuhi syarat), eeh cuman sikit kali yang ikut, itu pun setelah aku usaha promosi, motivasi juga (apadeh), intinya,, ikut yuuk laah ikuut.. klo bukan dari kita yang ngisi jabatan di kita, siapa lagi? mumpung ada kesempatan.. jangan sampai kantor kita justru nanti diduduki oleh orang dari unit luar atau orang yang nggak berkualitas.. klo kalian nggak daftar, bisa jadi Pak Atas menganggap memang staf nya nggak ada yang minat jadi struktural. sedih nggak sih? jadilah pada daftaaaar... alhamdulillah..
gini amat ya mbak usahanya? wakakak.. yagimana, pengalaman pertama.. nggak seru klo pesertanya cuma sedikit yes? overall, everything is OK laah, tanpa Bapak. alhamdulillah dimudahkan.. tapi yaa jangan sering sering pak.. hiks.. #teteup
oiya, ilmu yang didapet: jadilah atasan yang dirindukan.. ahaha..enggak.. tetep ya, profesional! apapun posisi kita saat ini, nggak ada kerjaan yang remeh, klo kita lakuin dengan cara orang hebat.. maksimal. pake otak! minimalisir statement dari diri sendiri di masa depan "dulu ngapain aja gue, kerja gitu aja nggak becus" gitu.. oiya, berhubung kami di HR, kami harus paham aturan juga! satu lagi ilmunya, ehm.. klo pingin merubah budaya kerja organisasi, nggak ada cara lain kecuali kontribusi, di hal sekecil apapun. #seriusbenermbaak

4. Bapak Pulaang! Sesi Psikotes alias tes Kepribadian dimulai

Tahapan selanjutnya adalah sesi psikotes alias tes kepribadian. dilakuin tanggal 9 April. kami dibantu Biro SDM ngadain acara di ruang kelas, dibagi 2 sesi. temen-temen ngerjain tes selama 1 jam lah ya.. itu udah termasuk basa basinya.. kendala? adaa.. ish ish ish,.. para calon pejabat ini datengnya telat. KZL. ada pula yang harus di WAin.. calon pejabat lhoo.. ini kan mereka yang butuh yaa.. bukan akuuuh.. wkwk... drama.. tapi yaa,,, disabarin aja. aku jalanin aja, aku telponin. 😝
ilmu yang didapet: Menunda memulai acara karena menunggu orang yang terlambat adalah bentuk kejahatan serius. artinya kamu menghukum orang yang sudah ontime. orang yang ontime ini bisa jadi sudah mengorbankan banyak hal lhoo biar bisa ontime, lantas, kamu malah menghukum mereka dengan menunggu orang yang terlambat? kamu JAHAT!
pe er nih buat aku yang suka telat haha.. tapi aku usahain nggak telat lagi kok sekarang.  kelak semisal diberi amanah buat jadi istri pejabat (maksudnya laki aye jadi pejabat gitu, aamiin), semoga aku inget buat ngingetin beliau,, kasih reward buat yang ontime (atau hukum yang telat dengan mulai acara dengan ontime walaupun peserta belum kumplit). Paksakan > Biasakan > Budayakan.

Lanjut besok yaah.. gawe duluuuu...