Minggu, 28 Juni 2020

gowes lagi!

setelah sekian lama sepeda kami teronggok manja di kamar, alhamdulillah hari ini kami berhasil mengalahkan rasa malas itu.. GOWES! yaaaay!

muter-muter sekitaran apartemen aja, paling selama 30 menit, tapi lumayan lah untuk permulaan..

semoga kedepan bisa istiqomah ya, karena ini masuk salah satu #resolusi30

semoga di usia kami yang udah sama-sama 30 tahun ini bisa makin rajin olah ragaaaa dan jaga kesehatan..


Kegiatan Homeschooling 1: membuat dino park

dokumentasi kegiatan homeschooling sekalian tulis disini aja ya..
jadi, walaupun belum bener-bener launcing aktivitas homeschoolingnya, tapi hari ini lumayan sih, jalan satu proyek yang cukup membuat anak-anak happy, yaitu membuat dino park.
ceritanya, kakak lagi seneng-senengnya sama dinosaurus. saking senengnya sampe entah udah berapa banyak mini dinosaurus dia punya.. nah, selama ini kakak mainin dinosaurusnya di kamar dan bener-bener menuhin pojok bermain sampe berantakan.. mana nggak boleh dirapihin lagi.. huhuhu..
akhirnya kami sepakat buat biki dino park bareng-bareng.. idenya sih, alasnya dari kardus, lalu kita buat gunung dari kertas bekas.. bermodalkan video dari youtube, kami bareng-bareng bikin gunung, pohon, rumput dan segala atributnya..

ini proses dan hasilnya:


 jadi disini mereka belajar mewarnai, mendesain dino park dan bangunan kotanya, membuat pohon dengan menggunting kertas, berdiskusi, bermain lem, dan mengecat gunungnya..
alhamdulillah.. happy!

makin semangat nih bikin kegiatan buat anak-anak.. semoga lancaar ^^

Sabtu, 27 Juni 2020

School from Home atau Homeschooling?

selama 3 bulan terakhir, kita para orang tua dihadapkan pada tantangan baru: School from Home (Learning from Home, Belajar dari Rumah, Pendidikan Jarak Jauh, dan istilah lainnya), intinya memindahkan kegiatan belajar mengajar yang tadinya di sekolah jadi di rumah.
bagaimana saya menjalaninya?
jadi 2 anak saya, Gentza (5 tahun - TK A) dan Yaya (3 tahun - Paud A) kemarin mengikuti SFH. Melalui whatsapp grup, guru sekolah mengirimkan voice note muraja'ah plus daftar tugas sekolah harian dalam bentuk file bergambar (dan tulisan). selanjutnya secara aktif guru akan menagih memonitor kegiatan anak-anak melalui setoran foto yang disampaikan oleh orang tua. Oiya, pas bertepatan dengan ramadhan kemarin, tugas dari sekolah ditambah dengan link video youtube yang berisi kultum.. tidak lupa ada kegiatan zoom kelas di hari sabtu.

apakah anak-anak bisa tertib mengikuti kegiatan? tentu tidaaak.. karena anak-anak sedang memiliki kegiatan favorit masing-masing..

dengerin muraja'ah dari voice note anteng? tentu tidaak.. yang ada ketika HP bunda berbunyi mengalunkan mura'jaah, anak-anak akan berebut HP untuk melihat file lain - seperti foto-foto kegiatan teman-teman yang dikirim melalui whatsapp grup.

liat video ceramah dengan khusyuk? tentu tidaak.. karena saat youtube menayangkan ceramah, anak-anak lebih tertarik melihat tontonan lain yang bersliweran di youtube.

alih alih membuat anak saya makin pintar dengan panduan yang ada, justru membuat saya merasa terintimidasi karenaaaa
1. seiring dengan jadwal mereka SFH, kerjaan dari kantor saya makin banyak dan seringnya urgent. Tak lupa zoom meeting yang bisa sewaktu-waktu dilakukan yang otomatis membuat saya nggak bisa nyambi mereka;
2. demi melihat mamak ada di rumah tapi nggak bisa main karena megang laptop, anak-anak auto caper, makin semangat merajuk dan bertikai..
3. di grup kelas anak-anak, guru dengan semangat meminta update kegiatan anak-anak hari ini apa.. yang tentunyaa direspon dengan update dari beberapa ortu lain yang alhamdulillah anak-anaknya bisa mengikuti kegiatan dengan baik.. sedangkan anak-anak saya mulai defense ketika mamak mau fotoin kegiatan mereka.. mereka nggak nyaman dengan dokumentasi setiap hari..

stres nggak mbak?
hmm.. sebenernya belum sampai pada tahap stres ya.. tapi jujur saya tidak menikmati proses ini. di akhir hari, saya menyesal karena saya merasa "tidak becus" mengajari anak-anak. masak membujuk anak-anak melakukan tugas sekolah yang segitu aja nggak bisa mbaak? kira-kira seperti itu..
apakah keesokan harinya anak-anak bisa saya bujuk kembali? well... seringnya enggak..
ditambah ketika di akhir pekan diajak zoom meeting, anak-anak saya lebih sering ngumpet dan menolak menyapa gurunya..
komplit.

akhirnya, saya memutuskan untuk menghentikan rasa penyesalan ini agar tidak berlarut-larut. ya gimana ya.. terus menjalani hal yang membuat saya dan anak-anak nggak nyaman, plus manfaat untuk anak-anak juga hampir nggak ada, rasanya kok sia-sia aja, alias membuang-buang waktu..

dari sini saya mulai melihat-lihat tentang homeschooling. Awalnya karena ingin mencari alternatif konsep bagaimana kegiatan belajar di rumah yang menyenangkan dan memang sudah dilakukan oleh cukup banyak orang (dan terbukti berhasil).. yah saya pikir, jika saya benar-benar ingin agar anak-anak bisa benar-benar nyaman belajar di rumah, saya harus memperbaiki metode belajar anak-anak agar kegiatan bermain sambil belajarnya dapat berjalan menyenangkan, dan tentunya tidak membuat saya stres.

mampirlah saya di youtube "rumah inspirasi". awalnya sembari kerja saya mendengarkan podcast mereka di youtube, yang pada akhirnya benar-benar merubah mindset saya dan memberikan saya pencerahan. beberapa poin kunci yang membuat saya sadar bahwa selama ini saya telah keliru yaitu:
1. saya memaksakan diri untuk membawa SEKOLAH ke rumah, bukan fokus pada bagaimana mendidik anak;
2. saya melupakan prinsip utama yang sebelumnya selalu saya pegang: bahwa dunia anak adalah bermain, dan dari bermain itulah mereka banyak belajar.
3. hal paling utama yang harus saya lakukan pertama kali adalah saya harus menetapkan tujuan apa yang ingin saya capai dalam mendidik anak-anak saya, kemudian merencanakan kegiatan bermain apa yang akan dilakukan bersama mereka.. tentunya dengan muatan pendidikan yang saya sisipkan, agar tujuan pendidikan saya tercapai.
4. anak-anak saya masih usia prasekolah. belum wajib sekolah, lantas seharusnya saya lebih banyak mengajak mereka bermain dengan senang, ketimbang merasa terbebani dengan "tugas sekolah".

kembali saya melihat budget yang telah saya susun.. daripada saya membayar SPP yang cukup lumayan, rasanya akan lebih bijak jika saya mengalihkan uang SPP untuk membeli alat penunjang permainan di rumah. toh saat ini saya bukannya merasakan manfaat sekolah, justru sistem SFH sekolah membuat saya merasa terbebani (terlepas ini masalah mindset saya yang merasa terbebani ya, karena beda ortu beda persepsi). daripada berlarut-larut pada "sibuk bikin dokumentasi tugas sekolah", yang ketika tidak berhasil dapat membuat saya merasa bersalah di malam hari; saya memutuskan untuk memulai Homeschooling a la a la.. ya mumpung saya di rumah, saya akan menyusun kurikulum belajar sendiri (dengan berbagai referensi tentunya).
jadilah saya memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang homeschooling dan insyaaAllah juli nanti sudah siap launching di rumah..
semoga lancaar..
aamiin..

trus sekolah anak-anak gimana?
rencananya sih 3 bulan awal ini mereka cuti dulu. alhamdulillah untuk kakak sudah di acc, sedangkan untuk yaya belum ada kejelasan dari sekolah.
nah, dalam 3 bulan ini saya akan melakukan evaluasi atas rencana belajar yang saya susun dan terapkan vs bagaimana perkembangan sistem pendidikan di sekolah anak-anak. soalnya balik lagi, selama pandemi ini toh pada akhirnya anak-anak tetep akan saya hold untuk selalu berada di rumah.
kalau udah lewat 3 bulan gimana?
kita lihat dari hasil evaluasi ya, apakah anak-anak akan lanjut belajar dengan saya (artinya mereka berhenti sekolah) atau anak-anak akan kembali mengikuti kurikulum sekolah (tapi tetep belajar dengan saya di rumah).

tunggu update selanjutnya yaa..

Belajar di Bengkel Diri

Bismillah..
Jadi ceritanya, suatu hari di grup WA Ibu-Ibu (isinya para akhwat alumni STAN dari berbagai angkatan yang saling invite.. haha) ada yang ngeshare tentang program kuliah online BENGKEL DIRI dari Ummu Balqis..
ini pas banget sih rasanya, udah lama banget saya nggak ikut komunitas atau forum belajar yang terstruktur sejak terakhir kali ikut matrikulasi dan kelas bunda sayang dari Institut Ibu Profesionalnya Bu Septi.. Pas juga sekarang ini saya ngerasa lagi nggak jago banget ngatur waktu. WFH + persiapan "homeschooling" anak-anak..
akhirnya saya izin ke suami untuk ikut kelas ini. bayarnya RP 250.000 (+kode  unik) untuk kelas online selama 2 bulan.
jujur saja, saya kurang banyak mendengar tentang Bengkel Diri. belum pernah malah sebelumnya. jadi ya bismillah aja ikut..
alhamdulillah di Bengkel Diri angkatan 13 ini saya masuk di kelas 13F.. insyaaAllah saya akan mulai nulis reviewnya disini ya..

semalam, 26 Juni 2020 pukul 20.00 WIB, kami dari kelas 13F mengikuti orientasi online.. jadi di orientasi online ini Ummu Balqis melalui voice note dan slide presentasi yang dikirim menyampaikan tentang apa itu Bengkel Diri, bagaimana sistemnya, pengumpulan tugasnya, dan lain-lain. secara garis besar yang saya sukai dari Bengkel Diri ini:
  1. Kelas perkuliahan dilakukan dalam satu grup WA Kelas yang disetting satu arah (hanya admin yang bisa mengirimkan postingan), sehingga bagi siswa yang ingin mengulang materi, tidak perlu susah payah scrolling diantara tumpukan chat dari peserta lain. Menurut saya sih ini sangat baik ya, karena pengalaman ikut grup-grup WA yang bergizi, malah ketumpuk sama chat basa basi atau tanya jawab curhat dari peserta. udah bikin males dulu mau buka WAnya, ujung-ujungnya malah mute notif #eeh;
  2. Untuk ngobrol-ngobrol dan diskusi terbuka, tersedia grup CAFE. di CAFE ini juga ada hari khusus untuk jualan.. jadi tuh nggak setiap saat orang "nyepam" numpang jualan;
  3. Materi disampaikan H-1 (24 jam) sebelum sesi diskusi. Setelah materi di share di grup kelas, para siswa dipersilakan untuk mempelajari materi, dan jika ada pertanyaan, peserta dapat menyampaikan melalui Ketua Kelas yang telah ditunjuk. Nantinya pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas di hari H diskusi.. ini juga poin plus sih menurut saya. Karena beberapa "kulwap" yang pernah saya ikuti memberikan materi di hari H dan diskusi diserahkan saat itu juga, ada juga yang pas diskusi saut-sautan... kalau kita kelewat nyimak gimana? ya siap-siap baca chat numpuk.. di Bengkel Diri skemanya lebih rapi ya, dan waktu diskusi yang 1 jam itu juga cukup panjang jadinya.
  4. Kehadiran peserta  bukan hal yang wajib, yang penting kita menjaga komitmen kita untuk belajar dan mengerjakan tugas.. oiya, untuk tugas ini juga sifatnya nggak wajib ya, hanya kalau kita nggak ngumpulin tugas, kita jadi nggak bisa naik ke kelas berikutnya.
  5. Setiap hari Kamis, ada tugas untuk menginput kegiatan amaliyah perbaikan diri selama 1 minggu, diantaranya ada sholat wajib, sholat dhuha, qiyamul lail, sholat rawatib, dzikir pagi petang, buku yang dibaca, sedekah, mendengarkan ceramah, menjalin ukhuwah, membaca al quran, dan dakwah.. tapi tenang, lagi-lagi ini bukan penentu kelulusan atau kawatir berujung riya'.. insyaaAllah ini justru membantu kita untuk lebih intens dan komprehensif dalam menciptakan habit untuk memperbaiki diri. dan disini juga hasilnya diinput dalam google form, jadi antar sesama nggak bisa saling lihat juga. benar-benar hanya admin yang tau dan akan mengingatkan kita jika kita mulai futur. insyaaAllah..
  6. Oiya, dari poin 5 itu, karena inputnya setiap hari kamis, saya membuat google form sendiri untuk mencatat aktivitas pribadi setiap hari, sekaligus ditambah target pribadi seperti workout, belajar bahasa inggris, dll.. dengan punya google form sendiri, insyaaAllah akan memudahkan saya ketika nanti mengisi tugas di hari kamis, plus yang terpenting, saya juga bisa mengevaluasi sendiri seberapa tertib saya melakukan amaliyah dan target pribadi..
Diantaranya itu ya, perkuliahan insyaaAllah mulai tanggal 30 besok. semoga bisa istiqomah memperbaiki diri dan nulis resume (atau review) di blog ini.
aamiin