Rabu, 15 Januari 2014

dibalik KEPO

Pernah nggak sih kita begitu gencarnya nanyain sesuatu ke seseorang tentang sesuatu yang rahasia?
ya kepo gitu..
Seolah dunia bakal kiamat kalau kita nggak tau tentang "itu" duluan. Padahal, "itu" tuh bakal dipublish juga loh di waktu yang sudah ditentukan..
uhm

well, aku sering. banget.
mencerca si pengemban amanah (itu lho, orang yang tau tentang "itu") dan mendesaknya untuk sedikiiiit saja memberi bocoran. Dengan seribu satu cara dan godaan aku layangkan, ya dengan satu tujuan itu.. biar bisa tau tentang "itu".
hehehe

dan Allah ternyata menegurku dengan cara-Nya yang sangat manis,,
aku diberi sebuah,, err,, beberapa amanah. sebut saja "itu", yang rahasia, tentu saja.
mulailah satu persatu orang yang berkepentingan "meneror"ku, menggodaku dengan pertanyaan-pertanyaan, mulai dari yang halus sampai yang diikuti ancaman: "aaah kamu peliiit, mentang2 blaaa blaaa blaaaa..."
Arrrghhhhhhhhh...
Ampuuun.. >.<

satu hal yang akhirnya aku tau, bahwa kemarin ketika aku begitu KEPO, secara nggak sadar aku dah jadi "syetan dalam bentuk manusia", uhm.. yang menggoda si pengemban amanah untuk membocorkan "itu".. di saat aku seneng/puas/whatever gara2 berhasil dapat bocoran, saat itu juga aku telah berhasil menjalankan misi yang (mungkin) diinstruksikan oleh syetan (melalui bisikannya yang begitu halus di dada) untuk menggelincirkan si pengemban amanah..
astaghfirullah.. :'(
“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mu’minun: 8-11)
“Berilah jaminan kepadaku enam perkara, niscaya aku jamin bagi kalian surga; apabila salah seorang kalian berbicara maka jangan berdusta, apabila berjanji jangan mengingkari, apabila diberi amanah jangan berkhianat, dan tundukkanlah pandangan kalian, peliharalah kemaluan kalian serta jagalah tangan-tangan kalian.” (HR. Ahmad)
semoga dengan teguran ini, aku bisa lebih baik menjaga amanah, dan terutama bisa lebih sabar menanti takdirnya dalam bentuk apapun.. menahan diri buat KEPO gitu lah intinya.
Hamasah! ^^

Kamis, 09 Januari 2014

lalala... now I really move on! ^^


Move on..

istilah yang basi banget ya rasanya.. kaya'nya di 2014 ini udah nggak musim pake kata itu. Move on udah sempet tren di jamannya, 2013-an gitu lah. What bout this year? masih kata "Move on" juga kah yang dipakai? #mikirkeras

ehem..
tapi kata itu masih anget banget di pikiran saya. Move on; yang dalam bahasa yang lebih keren di sebut Hijrah; biasanya dipakai untuk urusan hati antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Maknanya dipersempit hanya berkutat dalam hal dunia Per-Mantan-an. (gue aja kali ya yang mikir gitu :p)
jadi yaaa rasanya, saya nggak perlu banget lah nge-update status, nge-galau, atau nge-twit, dengan tema semacam itu. Mantan? sigh.. udah kapan tau ke lautnya... No need to think about it lah pokoknya.

Then,  pada akhirnya saya berada di suatu titik dimana saya ternyata memang harus menggunakan kata itu. iya, kata Move on. atau hijrah.
tentang prosesi ini mungkin akan saya copaskan dari sebuah catatan saya di fb (nanti yaa klo udah jam istirahat, soalnya sekarang belum bisa buka fb)

well, jadi ceritanya, saya memang memutuskan untuk berhijrah dari ke-alay-an menuju ke-ukhty-an. #uhuk Ke-ukhty-an?! itu lhoo,, mbak-mbak yang kelihatan begitu anggun, teduh, dan menenangkan dengan khimar (kerudung) yang lebar...  :')
but wait,, How come?!
dulu,, saya selalu terpesona dan iri melihat mereka. Bagaimana bisa mereka melepaskan segala hal berbau keduniawian? bagaimana bisa mereka menghilangkan rasa ingin tampil cantik dan menarik bagi mata setiap insan di sekitar mereka? bagaimana bisa mereka merasa cukup dan mantab bahwa kecantikan mereka hanya untuk orang yang berhak?
sedikitpun, dulu, saya tidak pernah berani membayangkan akan menjadi seperti mereka. alasannya klise; saya belum siap, dan entah kenapa sepertinya saya-dengan segala kelakuan buruk saya- tidak akan pantas mengenakan hijab sesempurna mereka. Ah-Le-sun. Alesan.
but then, let read this one:

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." (Q.S. Al A'raf:59)

jika membaca ayat di atas kita masih saja tidak bergeming, uhm.. we should read these:

"Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya" (Q.S. Al A'raf: 146)

"... Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Ibrahim:4)
 #Jleb #Jleb #Jleb #Jleb

l.e.m.e.s.
apa lagi yang saya cari di dunia ini? Allah sudah begitu baik memberikan hal-hal indah kepada hamba-Nya yang begitu hina dina bin durhaka ini.. Let's say: Suami ganteng yang masyaAllah begitu baik, sabar, pengertian, sederhana dan luar biasa; lingkungan kerja yang masyaAllah begitu nyaman dan tak henti-hentinya mengajak ke dalam kebaikan (I'll write later about this, just wait it); blablabla; dan puncaknya ketika Allah mengabulkan doa kami, menyatukan kembali saya dan suami saya dengan caranya yang begitu istimewa, benar-benar lebih cepat dari yang saya kira sebelumnya.. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah...

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar Rahman)

dan atas segala kebaikan Allah, apa yang sudah saya lakukan?! Melakukan kewajiban saya yang jelas-jelas untuk kebaikan saya sendiri sajaaa, saya masih berkutat dengan alasan yang itu-itu saja.. Astaghfirullah.. What if, Allah marah, kemudian mencabut nikmat yang telah Allah berikan?! What if, Allah marah, dan berkehendak menutup hati ini, menjauhkan diri ini dari petunjuk-Nya?! Naudzubillahi min dzalik :'(

Bukankah, dalam setiap berkencan secara formal dengan-Nya, kita selalu memohon:

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (Q.S. Al Fatihah:6-7)
.. dan heeey, bukankah petunjuk jalan yang lurus itu sudah begitu nyata?!

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS: Al-Baqarah: 2)"

arrrgh..
saya tidak bisa berkutat dengan keraguan terus-terusan. Bismillah, dan saya pun hijrah.
Biar lah akhlak saya masih awut-awutan, yang penting saya sudah mulai memberikan tubuh ini hak-nya; insyaAllah akan terlindungi dari api neraka. aamiin..

Move on?! yaps, Let's Move on! ^^