Kamis, 30 November 2017

hujan, kopi, dan menulis

apa yang lebih manis dari Hujan, Kopi, dan Menulis?

Hujan (seperti apapun keadaannya) di kantor, selalu sukses membawa suasana hangat di hati. sukses memaksa diri untuk beranjak, menyeduh kopi, menyetel playlist lagu-lagu manis dari padi, mocca, atau ten to five.. oiya, dan boyce avenue, tentu saja. entah mengapa, suasana ini membuat ruangan kerja terasa begitu homey (padahal rumah juga nggak gini-gini amat, justru takut banjir klo ujan deres dateng.. wkwk). Hujan deras adalah waktu me time terbaik sepanjang hidup.. aku sudah meyakininya.

Hujan, selalu membawa memori terbang jauuh ke masa-masa manis, entah jatuh cinta yang mana, perasaan hangat datang tiba-tiba.. memaksa diri jatuh cinta entah pada apa.. iya, entah pada apa..
mungkin jatuh cinta pada hujan itu sendiri.

dan... kata-kata romantispun rasanya ingin terlontarkan, entah, pada siapa rindu ini akan aku layangkan.. mengambang begitu saja diujung jari, menari-nari, meminta untuk dituangkan kemudian ditanggapi.. lagi lagi, entah oleh siapa..

hujan, pada akhirnya membawaku untuk sadar diri..
bahwa, 
kenyataan mungkin tidak semanis yang kita harapkan,
dan memang baiknya seperti itu,
tidak melulu harus manis kan?
karena disitulah kita selalu menaruh harapan, karena disitulah ada sesuatu yang kita harapkan..
pada siapa..
lagi lagi entah..
pada siapa..

kita mungkin menjadi hampa
kita mungkin menjadi terpisah tanpa jarak dan kata
kita..
mungkin..
entah kita
entah
siapa..


kami memanggilnya Siswa

namanya "Siswa"
anak baru di tempat kami.
lazimnya anak baik-baik-saja yang masih newbie, 
siswa bekerja dengan baik sesuai perintah
sangat jarang membantah..
ia begitu sopan, belum berani terlalu banyak melawan. 
ah, itulah mengapa ia sering menjadi "korban" becandaan..
bukaan, bukan karena kami menganggapnya pandir,
semata-mata agar komunikasi menjadi cair,, 
karena disini kami adalah keluarga.. 
setidaknya begitulah kami-saya, memaknainya..

namanya "Siswa", baru saja genap 24 tahun usianya.
hari ini, setelah beberapa minggu lalu ia bertanya pada saya,
mohon arahan katanya :3
kami akan ditraktir mie ayam sejuta rasa..
"Bedo" bukan "Beda" namanya..
Mie ayam terbaik versi Bapak kami yg duduk di pojok sana..
Oiya, tentang Bapak itu, nanti akan ada sendiri ceritanya,,
kali ini cukup saja tentang "Siswa"


Siswa, belum banyak aku tahu tentangnya,
menarik, sedikit demi sedikit mungkin aku akan berhasil "membaca"nya,
hanya soal waktu, mungkin nanti dia akan bicara..
hmm.. mari, sembari kita pikirkan bagaimana cara mendekatinya..
haha..


Yang pasti, siswa hanya mau di Jakarta,
inilah yang sering menjadi objek ketika kami becanda..
maaf siswa, 
serius hanya becanda..


This entry was posted in