Selasa, 21 Maret 2017

#Leadership: Lesson Learned from Pak Kabag

Jadi ceritanya, kami punya Kepala Bagian baru yang ternyata begitu membuka pandangan.. yang membuat diri mulai berfikir "nah, minimal seorang leader harus punya sifat seperti ini." entah berapa banyak pegawai yang merasa iri pada kami yang dengan beruntungnya punya Kabag yang kebapakan.. 
kisah tentang beliau mungkin akan saya ceritakan lain waktu ya..

dari berbagai sesi diskusi, formal maupun informal, ada beberapa poin yang saya rasa patut diteladani dan garis bawahi.
  1. Jadilah "berbobot". it's OK berpendapat, tapi kita harus cukup ilmu. asal ngomong hanya akan membuat kita semakin diremehkan orang lain. nggak papa bilang nggak tau kl memang gk tau daripada "pendapat bodoh" yg kita sendiri nggak ngerti maksudnya apa. jadi disini, secara implisit beliau menyatakan nggak respek pada orang yang jago ngomong doank.. cari muka tuh nggak guna lah kalau di depan beliau ini..
  2. Posisi bukan segalanya, yang penting kita berbuat benar dan menyampaikan jika ada yang salah menurut kita. melakukan hal yang bertentangan dengan nurani karena jabatan is a Big NO! iya sih.. beliau ini sering bilang nggak pernah minta jabatan. nggak pernah beliau bercita-cita untuk duduk di suatu posisi. jadi nothing to loose kalau beliau harus kehilangan jabatan karena melakukan sesuatu yang benar. 
  3. Takes responsibility atas apa yang memang menjadi tanggung jawab kita. Salah ya harus berbesar hati untuk mengaku salah. nggak perlu ngeles, justru lebih baik introspeksi diri dan berfikir solusi. iyah sih, Pak Kabag ini begitu kerennya, bahkan untuk kesalahan yang nggak secara langsung berkaitan dengan beliau pun beliau akan minta maaf karena pasti ada kontribusi beliau secara nggak langsung sehingga hal buruk itu terjadi. misal: karena beliau belum maksimal mensupport pegawai untuk training ketika ada masalah besar di aplikasi kita.
  4. Complain tentang sesuatu OK! asal kita ada di posisi yang benar dan netral, bukan complain karena kita berkepentingan (apalagi kita adalah pelaku ketidak-fairan). Dan jadikan komplain sebagai bagian dari usulan perbaikan. Artinya, berani complain ya berarti kita harus berani juga untuk mengusulkan solusi perbaikannya. harusnya gimana yang secara aturan juga tidak menyalahi? gitu...
  5. Be fokus. ini seperti one bite at a time-nya MIIP. Jika kita ingin mencapai sesuatu, maka kita harus fokus pada sesuatu itu. Banyak yang ingin dicapai OK, tapi fokus utama tetap harus ada, sehingga ada improvement. bukan being busy for nothing. sok sibuk tp nggak ada hasil.
  6. Patuhi timeschedule: rencanakan, kerjakan. menunda hanya akan membuat pekerjaan menjadi semakin menggila. Dan Pak Kabag ini paling nggak suka dengan pekerjaan yang lewat waktu.
  7. Fokus pada solusi, hindari debat yang tidak content. apalagi lempar tanggung jawab. Ini niih yang selalu jadi PR di instansi ini. kurang lebih dengan poin 3 di atas, intinya kalau menemukan masalah, kita harus tau masalahnya apa dan apa solusinya. semua pihak harus berbesar hati untuk memberi dan menerima masukan.
  8. Pilihan kata menentukan siapa kita. gesture dan diksi negatif akan menarik hal negatif pada kita. watch ur mouth!
  9. Dengarkan dengan baik, orang akan merasa kita hargai. jangan pandang siapa dia, jangan nyambi saat orang lain sedang bicara. dan yang lebih penting, dengarkan untuk memahami, bukan untuk menjawab.
  10. Sampaikan kritik di depan orangnya langsung. Ngomong di belakang tidak membawa sedikitpun kebaikan.
tidak ada manusia yang sempurna, itu pasti. sekeren-kerennya Bapak kami satu ini, pasti ada lah sisi enggak kerennya.. tapi berfokus pada hal positif yang beliau bawa, tentu akan memberi nilai baik pada diri kita.
sependek saya bekerja hingga saat ini, memang beliau ini yang TERBHAIK!

Sabtu, 18 Maret 2017

mengurangi gadget (pada anak), bisa?

ketika mengikuti seminar parenting, baik online maupun offline, sering kita menjumpai pertanyaan "bagaimana melepaskan anak kita dari kecanduan gadget ya?"
pertanyaan yang sama.. mungkin kakak belum pada tahap kecanduan, tapi jika sedang merajuk kakak sering minta nonton video.
awalnya, saya ingin menyalahkan orang di rumah (yang sebenarnya adalah salah saya kenapa bukan saya yang ada di rumah), mungkin mereka terlalu bebas memberikan gadget ke anak..
but wait, anak adalah peniru yang ulung. anak seumuran kakak adalah spons yang memiliki daya serap tinggi, dan pengamat-peniru yang ahli.
anak-anak adalah makhluk canggih, jika ada kesalahan pada anak sudah pasti ada kesalahan kita dalam memrogramnya. astaghfirullah..
introspeksi..
kapan anak minta nonton video? ketika saya 'megang hp'. ketika perhatian saya tersedot pada layar kotak di tangan. ketika saya sendiri sedang kecanduan. ngapain sih megang hp?? (tanya pada diri sendiri) scroll timeline fb, ig, wa. penting???? harus banget????
coba alihkan pandangan sebentar, lihat tatapan anak ketika dia bicara. apakah anak berbicara dengan kita sambil meleng sana sini, atau fokus melihat kita?!! klo sambil meleng, berakhir sudah.. kita harus segera memperbaiki komunikasi kita dengan anak karena anak sudah mencontoh cara kita berkomunikasi dengannya.
klo tatapan mata anak kita masih sepenuhnya pada kita saat berbicara, bahkan ada binar-binar di matanya, selamat.. mungkin belum terlambat untuk berubah.. segera lepaskan tangan kita dari handphone. tatap dengan sayang anak kita saat bicara, ajak mereka bermain sebelum tiba masanya mereka memilih bermain dengan orang lain daripada kita (mewek)
jadi, sudah tau kan mbak kenapa anak kecanduan gadget? tau kan bagaimana cara agar anak lepas dari gadget? ya atasi dulu kecanduan mbak dengan gadget. seharian di kantor megang hp, ketemu anak cuma beberapa jam, bukan anak yang dipegang, tp masih saja hp. siapa yang ada di grup wa?! temen kantor? yang seharian sudah kita habiskan waktu bersama mereka? coba deh cek ke hati, masih ada rasa sayang pada anak atau jangan-jangan rasa sayangnya sudah pindah ke hahahihi di sosmed.. #tampartamparpipi
maaf ya Nak, mungkin bunda masih jauh dari sebutan bunda yang baik, mungkin bunda lalai selama ini.
tapi mulai sekarang bunda akan berusaha, bunda akan simpan hp bunda saat bersamamu, jika pun penting, bunda akan ijin jika terpaksa harus mengecek hp bunda. karena sudah terlalu banyak waktu bersama kita yang hilang karena bunda..
:'(
*ditulis pas kakak masih bobo*